Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Mengenai sumber pendanaan, Rahmad optimistis ada banyak cara yang bisa digunakan oleh Pupuk Kaltim. Dengan perolehan laba setelah pajak mencapai Rp 1,86 triliun pada tahun lalu dan ekuitas Rp 22 triliun, sebagian investasi proyek bisa didanai melalui kas internal.
"Balanced Pupuk Kaltim cukup kuat. Utang pun tinggal obligasi sekitar Rp 1 triliun dan itu sebenarnya dengan ekses cash pun bisa terselesaikan dengan baik," jelas Rahmad dalam media conference terbatas yang digelar secara daring, Minggu (21/3).
Sisanya, Pupuk Kaltim bakal mengkaji beberapa instrumen pendanaan mulai dari pinjaman, bekerjasama dengan mitra strategis, hingga mengejar dana ke lantai bursa dengan menggelar Initial Public Offering (IPO).
"IPO memang menjadi salah satu opsi pendanaan yang patut kami jajaki. Belum pasti kita akan IPO, tapi seluruh opsi terbuka untuk kita lakukan. Jadi IPO tetap dipertimbangkan, tapi bukan satu-satunya opsi yang ada di atas meja kami sekarang ," sebut Rahmad.
Mengenai kinerja keuangan, laba setelah pajak (unaudited) Pupuk Kaltim pada tahun lalu mencapai Rp 1,86 triliun. Capaian 2020 itu tumbuh dari tahun 2019 yang saat itu tercatat Rp 1,6 triliun. Pada tahun 2021 ini, Pupuk Kaltim membidik laba di angka Rp 1,9 triliun. Dari sisi produksi, pada tahun lalu Pupuk Kaltim memproduksi amoniak sebanyak 2,82 juta ton, urea sebesar 3,68 juta ton dan NPK sebanyak 221.019 ton.
Pada tahun ini, rencana produksi urea Pupuk Kaltim sebanyak 3,4 juta ton dengan 500.000 ton dialokasikan sebagai pupuk subsidi. Untuk NPK, target produksi tahun ini sebanyak 300.000 ton dengan alokasi untuk subsidi sebanyak 17.000 ton.
Selanjutnya: Pupuk Kaltim amankan 210.494 ton pupuk subsidi untuk masa tanam pertama tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News