Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Data menunjukkan bahwa produsen mobil Jepang menghadapi krisis penjualan di China karena pasar mobil terbesar di dunia telah bergeser dengan cepat ke kendaraan listrik (EV), yang mengakibatkan penurunan penjualan mobil bertenaga bensin.
Menurut data industri yang dianalisis oleh Reuters, total penjualan merek mobil Jepang di China turun 32% secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada kuartal pertama, lebih dari dua kali lipat laju kontraksi pasar secara keseluruhan.
Meskipun pembuat mobil lain seperti Volkswagen AG juga terkena dampak perubahan pasar di China, pembuat mobil Jepang menonjol karena penampilan mereka yang terbatas dalam kategori penjualan hibrida listrik dan plug-in yang tumbuh cepat.
Baca Juga: Toyota Kukuhkan Posisi Sebagai Produsen Mobil Terlaris Dunia 2022
Para analis memperkirakan bahwa produksi dan margin akan terus tertekan di China karena pembuat mobil memangkas produksi dan harga mobil bertenaga bensin untuk menjaga persediaan tetap terkendali.
Mereka juga mengkhawatirkan persaingan yang dapat dihadapi pembuat mobil Jepang di luar pasar dalam negeri mereka.
Beberapa pembuat mobil Jepang, termasuk Mitsubishi Motors Corp, telah mengambil langkah untuk menangani krisis ini dengan menangguhkan produksi dan memperlambat penjualan mobil bertenaga bensin mereka di China.
Mitsubishi, misalnya, telah menangguhkan produksi SUV Outlander di China selama tiga bulan dan akan mengenakan biaya sebesar US$ 77 juta untuk memperlambat penjualan di perusahaan patungannya dengan GAC Group milik negara.
Selain itu, sedan Sylphy dari Nissan, kendaraan terlaris di China selama tiga tahun, telah disingkirkan oleh BYD Song, plug-in hybrid buatan BYD, pembuat mobil terkemuka di China.
Baca Juga: Produsen Mobil Bersaing Luncurkan Kendaraan Listrik Baru di Auto Shanghai 2023
Namun, Nissan telah menjual lebih dari 5 juta Sylphys di China selama bertahun-tahun dan saat ini sedang mengembangkan versi hibrida penggerak listrik dari sedan tersebut untuk memenuhi syarat mendapatkan insentif di Guangzhou dan kota-kota lain di China.
Versi hibrida penggerak listrik e-Power tersebut diharapkan akan menjadi fokus transformasi merek Nissan di China.