Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Garam merupakan salah satu komoditas strategis yang dibutuhkan oleh berbagai subsektor industri. Mulai dari industri petrokimia, pulp dan kertas, farmasi, aneka pangan, hingga kebutuhan konsumsi rumah tangga.
Namun demikian, produksi garam rakyat disebut belum bisa memenuhi kebutuhan bahan baku garam untuk sektor industri. Sehingga pemerintah masih harus melakukan importasi untuk memasok kebutuhan garam tersebut.
Seperti yang dikutip dalam keterangan resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada Februari lalu, disebutkan bahwa kebutuhan garam nasional di tahun 2021 diproyeksikan mencapai 4,6 juta ton, yang sebagian besar atau 84%-nya merupakan kebutuhan dari industri manufaktur. Yang mana, sebanyak 2,4 juta ton atau 53% di antaranya merupakan kebutuhan untuk sektor chlor alkali plant (CAP), meliputi industri petrokimia, pulp dan kertas.
Sejalan dengan hal itu, data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukkan bahwa pada tahun 2020, sebagian besar atau 80% dari pasokan garam untuk bahan baku industri masih dipenuhi oleh garam impor. Sementara 20% sisanya barulah merupakan garam yang diproduksi di dalam negeri atau garam lokal.
Baca Juga: Intip ragam manfaat garam dapur ini, dari penghilang noda kopi hingga bau amis
Setali tiga uang, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang produksi garam, PT Garam (Persero) mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah mampu menghasilkan garam untuk kebutuhan bahan baku sejumlah sektor industri. Hanya saja kontribusinya masih terbilang mini, apabila dibandingkan dengan produksi garam untuk kebutuhan konsumsi.
"PT Garam men-supply ke industri kertas, industri pangan, dan industri minyak. PT Garam sudah mampu menghasilkan garam industri namun jumlahnya belum cukup," ujar Direktur Utama PT Garam, Achmad Ardianto kepada Kontan.co.id, Rabu (9/6).
Berdasarkan data internal perusahaan, sebagian besar atau 82% garam yang diproduksi oleh PT Garam di tahun 2020 masih dipasok untuk kebutuhan konsumsi. Sedangkan sisanya atau sebanyak 18% barulah dipasok untuk sektor industri.
Achmad berujar, hingga saat ini produsen garam lokal masih berupaya untuk menghasilkan garam industri secara konsisten. Sehingga diharapkan untuk ke depannya PT Garam dapat memenuhi kebutuhan bahan baku garam untuk sektor industri tanah air. "Apabila sudah konsisten mudah-mudahan industri manufaktur bisa ikut bersama-sama memajukan garam lokal," ujarnya.
Dia menambahkan, kapasitas produksi garam di ladang PT Garam berada pada kisaran 500 ribu ton per tahun di musim normal, namun angka tersebut bisa terkoreksi ketika musim produksi terganggu oleh cuaca yang tidak mendukung. "Pangsa pasar PT Garam masih di bawah 10% untuk keseluruhan kebutuhan nasional sebanyak 4,4 juta ton pada tahun 2020," pungkas dia.
Selanjutnya: Alokasi impor garam 3 juta ton, KPPU minta pemerintah tambah pengawasan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News