kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi CPO tahun ini diproyeksi akan mencapai 52,3 juta ton


Minggu, 07 Februari 2021 / 07:05 WIB
Produksi CPO tahun ini diproyeksi akan mencapai 52,3 juta ton
ILUSTRASI.

Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman mengatakan, pihaknya memproyeksikan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) tahun ini mencapai sekitar 52,3 juta ton.

“Secara garis besar proyeksi pergerakan harga CPO di tahun 2021 masih akan relatif tinggi dengan perkiraan produksi sebesar 52,3 juta ton,” kata Eddy dalam diskusi virtual, Sabtu (6/2).

Eddy mengatakan, sektor perkebunan dengan komoditas sawit menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan di sektor pertanian, kehutanan dan perkebuhan di triwulan keempat 2020 didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri terutama untuk komoditas sawit.

“Tanaman perkebunan tumbuh 1,13 persen yang didorong peningkatan produksi kelapa sawit. Industri sawit menjadi variabel yang sangat penting terhadap roda perekonomian karena melibatkan kurang lebih 17 juta tenaga kerja yang termasuk di dalamnya 7 juta pekerja kebun sawit rakyat,” ujar dia.

Ia menyebut, sektor industri sawit memberikan sumbangan yang cukup besar kepada perekonomian Indonesia. Industri sawit memberikan sumbangan yang besar dalam perolehan devisa negara melalui ekspor CPO dan produk – produk turunannya dengan rata – rata nilai ekspor sebesar 21,4 miliar USD atau rata – rata sebesar 14,19 persen per tahun dari total ekspor non migas Indonesia.

“Dari sisi penerimaan negara dalam bentuk pajak dan PNBP industri sawit juga menyumbangkan pemasukan penerimaan negara tersebut dengan estimasi sebesar Rp 14 triliun sampai Rp 20 triliun per tahunnya sehingga dapat kita simpulkan betapa signifikannya indsutri sawit terhadap perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” jelas dia.

Baca Juga: Indonesia dan Malaysia akan berjuang bersama hadapi diskriminasi sawit

BPDPKS mengatakan, untuk mendukung keberlanjutan program energi baru dan terbarukan dari sawit melalui mandatory biodiesel, pemerintah telah menyesuaikan tarif pungutan ekspor produk – produk minyak sawit dan produk turunannya.

Yakni melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) nomor 191 tahun 2020 yang dirilis pada Desember lalu. Hal ini sebagai salah satu kebijakan untuk mendukung ketersediaan dana untuk membiayai pelaksanaan program sawit berkelanjutan sebagaimana yang diamanatkan di dalam peraturan perundang – undangan.

“Perkiraan permintaan ekspor CPO di tahun 2021 sebesar 27,36 juta metrik ton dan proyeksi konsumsi domestik sebesar 11,23 juta metrik ton,” tutur Eddy.

Sebagai informasi, BPDPKS memproyeksikan upper price (harga tertinggi) CPO tahun 2021 direntang US$ 678 – US$ 791 per metrik ton. Sedangkan harga terendah direntang US$ 611 – US$ 755 per metrik ton. Kemudian penggunaan CPO untuk biodiesel tahun 2021 diproyeksikan mencapai sebesar 9,2 juta kiloliter (8 juta metrik ton).

Selanjutnya: Ekspor minyak sawit diramal naik dua digit pada tahun 2021, ini pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×