kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor minyak sawit diramal naik dua digit pada tahun 2021, ini pendorongnya


Jumat, 05 Februari 2021 / 07:30 WIB
Ekspor minyak sawit diramal naik dua digit pada tahun 2021, ini pendorongnya

Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyeksi, ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya akan mengalami kenaikan di tahun ini. Diperkirakan, ekspor sawit akan mencapai 37,5 juta ton atau meningkat 10,29% dibandingkan 2020.

Meski begitu, Ketua Umum Gapki Joko Supriyono mengatakan ekspor minyak sawit tahun ini akan sangat tergantung pada vaksin Covid-19, dimana vaksin tersebut diharapkan bisa menjangkau sebagian besar wilayah.

"Menurut saya permintaan di 2021 akan sangat tergantung dari program vaksinasi yang sekarang sedang dijalankan, jadi kalau itu bisa secepatnya selesai, mungkin pasar akan lebih cepat recover dan demand akan segera pulih," ujar Joko dalam konferensi pers, Kamis (4/2).

Baca Juga: Gapki proyeksikan harga CPO tahun ini bisa capai US$ 900 per ton

Joko berpendapat, realisasi ekspor minyak sawit di tahun ini tidak akan lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tetapi menurutnya sudah meningkat dibandingkan 2020.

Bila dirinci,  proyeksi ekspor di tahun ini terdiri dari ekspor minyak sawit mentah sebesar 7,5 juta ton tumbuh 4,6% dibandingkan tahun lalu, olahan CPO sebesar 24 juta ton tumbuh 13,7%, laurik sebesar 1,8 juta ton turun 1,7% dan oleokimia sebesar 4,2 juta ton tumbuh 8,5%.

Tak hanya karena vaksin Covid-19, Gapki pun memproyeksi peningkatan ekspor minyak sawit di tahun ini disebabkan banyak negara yang karena alasan ekonomi terpaksa lebih terbuka. Karenanya, ekspor minyak sawit akan meningkat dari sisi volume dan nilai.

Meski begitu, ada pula beberapa faktor yang diperkirakan mengganggu permintaan antara lain berjangkit kembalinya Covid-19 di China maupun negara lain, dan juga berjangkitnya African Swine Fever yang mengganggu permintaan oilseed dan oilmeal yang pada akhirnya akan mengganggu permintaan minyak nabati termasuk minyak sawit.

Baca Juga: Sejumlah emiten CPO akui tidak kena dampak negatif penundaan B40

Joko juga mengungkap, saat ini pasar ekspor Indonesia sudah sangat beragam, namun negara tujuan utama antara lain seperti China, India, Pakistan, Bangladesh, Timur Tengah, Uni Eropa hingga Afrika.

Tak hanya kinerja ekspor, konsumsi minyak sawit dalam negeri juga diyakini akan mengalami peningkatan sebesar 6,6% dari 17,34 juta ton di 2020 menjadi 18,504 juta ton di 2021.

"Domestik juga diharapkan recovery-nya sudah berjalan, walaupun pelan tapi saya yakin konsumsi dalam negeri tetap akan naik karena presiden sudah memutuskan B30 tetap akan jalan," ujarnya.

Selanjutnya: Ekspor minyak sawit turun 9% pada tahun 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×