Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Produksi beras nasional pada tahun 2025 diprediksi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah pun memperkirakan tidak akan impor beras tahun ini. Namun kenyataan di masyarakat, harga beras masih mahal.
Diberitakan Kompas.com, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memprediksi pemerintah tidak akan melakukan impor beras hingga akhir 2025. Pernyataan itu disampaikan Amran menyusul rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut produksi beras dalam negeri Januari-Desember diprediksi mencapai 34,77 juta ton atau naik 13,54 persen.
“Biasanya data BPS itu tingkat kepastiannya tinggi. Jadi, insya Allah tahun ini kita tidak ada impor beras,” kata Amran dalam keterangan resminya, Senin (3/11/2025).
Baca Juga: Daftar Lokasi SPBU Penjual BBM BP 92 Di Jabodetabek, Bandingkan Harga Pertamax
Menurut Amran, jika dalam satu bulan ke depan tidak ada persoalan, maka target swasembada pangan bisa terwujud. Data dari BPS itu, menurutnya, menjadi sinyal kuat Indonesia bakal mencapai swasembada pangan. “Saya
Lebih lanjut, Amran menyebut bahwa pemerintah bakal terus memperkuat program strategis seperti mencetak sawah baru, perbaikan jaringan irigasi, optimalisasi lahan, hingga teknologi pertanian.
Menurut Amran, keempat kebijakan itu dirintis Kementerian Pertanian di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. “Yang pertama adalah cetak sawah, itu sudah pasti jangka panjang. Kemudian oplah. Kemudian irigasi yang kita bangun. Itu meningkatkan produksi. Kemudian alat mesin pertanian,” ujarnya.
Terpisah, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut produksi beras nasional meningkat tajam pada tahun 2025. Berdasarkan data yang pihaknya himpun, produksi beras Januari-Desember 2025 mencapai 34,77 juta ton, atau meningkat 4,14 juta ton. Jumlah itu meningkat 13,54 persen dibanding periode yang sama pada 2024.
Tonton: Sektor Rill Belum Pulih, Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 4,9%-5% di Kuartal III 2025
Harga beras makin mahal
Pantauan KONTAN di sejumlah toko pengecer beras di wilayah Joglo dan Meruya, Jakarta Barat, harga beras ramos atau IR II 64 pada awal November 2025 sudah di atas Rp 16.000 per kilogram (kg). Beras yang umumnya dijual dalam kemasan 5 kg tersebut dijual dengan harga di atas Rp 80.000 per kemasan.
Harga tersebut meningkat dibandingkan dua bulan sebelumnya, dimana harga beras ramos masih Rp 14.00-Rp 15.000 per kg.
Kondisi yang sama ternyata juga terjadi di pasar-pasar Jakarta. Data Info Pangan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Infopagan.jakarta,go.id) menyebut, harga beras di seluruh pasar di Jakarta pada November 2025 ini lebih mahal dibandingkan setahun yang lalu.
Sebagai contoh beras ramos di Pasar Sunter Podomoro pada awal November 2025 dijual Rp 15.000 per kg. Data serupa juga terjadi di Pasar Grogol, Pasar Senen Blok III-VI, Pasar Kramat Jati, Pasar Pramuka, Pasar Cempaka Putih dll.
Pada awal November 2024, harga beras ramos di Pasar Senen Blok III-VI, Pasar Grogol, Pasar Glodok, Pasar Mayestik, Pasar Kramat Jati dll dijual Rp 14.000 per kg.
Ya, data yang bagus mungkin akan mendapat acungan jempol dari Presiden. Namun buat apa angka-angka yang indah jika masyarakat semakin susah karena harga beras nan mahal!
Baca Juga: Umrah Mandiri Diperbolehkan, Ini Cara, Syarat & Biaya Pembuatan Paspor Sebelum Umrah  
Selanjutnya: SSB Dorong Perkembangan Talenta Putra Daerah, Perkuat Komitmen Bisnis Berkelanjutan
Menarik Dibaca: Terjebak Riba? Ini Langkah Lepas dari Jeratnya dan Kembali ke Keuangan yang Berkah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


 
 
 
 
 
 
 
 










