Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun aktivitas ekspor maupun impor yang mulai bangkit dari kontraksi dalam di tahun lalu akibat pandemi Covid-19, hal tersebut belum mampu mendongkrak kinerja premi asuransi marine cargo atau pengangkutan yang masih terkontraksi.
Kalau melihat data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), premi tercatat Rp 1,82 triliun hingga semester satu 2021. Capaian tersebut mengalami kontraksi 0,7% yoy dari capaian premi di periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,83 triliun.
Padahal, aktivitas ekspor-impor di Indonesia yang turut berkontribusi besar terhadap kinerja lini bisnis asuransi ini mulai menunjukkan kebangkitan. Per Juli 2021, BPS mencatat pertumbuhan nilai ekspor dan impor yang masing-masing sebesar 29,32% dan 44,44% secara tahunan.
Direktur Eksekutif AAUI Dody Dalimunthe pun mengungkapkan bahwa saat ini lini bisnis asuransi marine cargo masih dipengaruhi oleh biaya yang sangat tinggi bagi kegiatan ekspor-impor terkait dengan ketersediaan kontainer untuk pengapalan barang akibat pandemi. “Ini berdampak kepada aktivitas pengapalan yang menurun, sehingga kebutuhan akan pertanggungan asuransi pengangkutan juga masih belum pulih,” ujar Dody.
Baca Juga: Hingga akhir Agustus, PasarPolis telah cetak lebih dari 300 juta polis
Namun, Dody percaya bahwa upaya pemerintah yang saat ini juga berusaha untuk meningkatkan ekspor akan berbuah manis pada kebutuhan produk asuransi pengangkutan yang dinilai akan mengikuti.
Meski secara industri menurun, Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) yang memiliki produk tersebut mengaku masih merasakan adanya pertumbuhan premi di lini bisnis tersebut. Adapun, premi asuransi marine cargo di Jasindo pada tahun 2021 hingga Agustus ini tercatat sebesar Rp 38 miliar atau naik 8,5% yoy.
“Secara ytd 2021, kontribusi premi marine cargo terhadap premi portofolio hanya 1,5%. Sedangkan untuk bulan Agustus 2021 saja, premi marine cargo menyumbang 3,2% dari premi portofolio,” ujar Direktur Keuangan Jasindo Diwe Novara.
Diwe pun mengaku bahwa lini bisnis ini termasuk memiliki kompetisi yang ketat mengingat banyak perusahaan asuransi yang juga menawarkan produk tersebut. Meskipun, Jasindo diuntungkan oleh Permendag Nomor 82 Tahun 2017 yang mewajibkan mewajibkan kegiatan ekspor CPO, batubara serta kegiatan impor beras dan pengadaan barang-barang pemerintah lainnya untuk menggunakan angkutan laut dan asuransi nasional.
Baca Juga: Astra Life beri proteksi peserta Pocari Sweat Run Indonesia 2021
“Kami menargetkan untuk premi asuransi marine cargo di tahun ini bisa mencapai Rp 100 miliar sehingga kontribusi premi marine cargo terhadap portfolio naik,” imbuh Diwe.
Finance Director PT KSK Insurance Indonesia Suharjo Lumbanraja pun menambahkan bahwa saat ini geliat ekonomi di kegiatan ekspor dan impor memberikan peluang bisnis untuk asuransi pengangkutan barang.