Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) optimistus, industri jalan tol masih mampu memperlihatkan kinerja yang positif di tengah pandemi Covid-19.
Meski tidak dijelaskan secara rinci, Sekretaris Jenderal ATI Kris Ade Sudiyono bilang, lalu lintas harian rata-rata di jalan tol menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2021. Hanya memang, pencapaian tersebut belum bisa melampaui level sebelum pandemi pada tahun 2019 silam.
Salah satu perbedaan yang cukup mencolok adalah di masa pandemi terjadi anomali arus lalu lintas kendaraan pada momen-momen khusus seperti libur panjang Lebaran, Natal, atau tahun baru.
Saat kondisi normal, volume kendaraan yang melintas di jalan tol pada momen-momen tersebut bisa melonjak signifikan, namun hal yang sama sulit terwujud ketika masa pandemi. Maklum, pemerintah sempat mengeluarkan kebijakan larangan untuk mudik dan pengurangan cuti bersama guna menekan mobilitas masyarakat.
Baca Juga: Ada pandemi, Jasa Marga (JSMR) masih catat kenaikan volume lalu lintas harian
Terlepas dari itu, seiring adanya pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di berbagai tempat, maka potensi kenaikan lalu lintas harian di jalan tol akan sangat terbuka. Pasalnya, pelonggaran PPKM akan menghidupkan lagi kegiatan ekonomi secara masif.
“Kinerja sektor jalan tol di 2021 seharusnya semakin membaik walau tidak ada eventual windfall traffic di masa pandemi,” ujar Kris, Selasa (5/10).
Lebih lanjut, Kris belum bisa berkomentar banyak perihal rencana sistem pembayaran tol non tunai nirsentuh berbasis multi-lane free flow (MLFF) dengan teknologi global navigation satellite system (GNSS) yang digadang-gadang akan diterapkan di Indonesia pada 2022 mendatang.
Kris menyebut, ATI masih terus mendiskusikan rencana tersebut dengan pemerintah, baik terkait tata kelola, aspek keandalan teknikal, maupun aspek komersial. “Kami belum bisa berkomentar banyak, karena masih terus secara intens mendiskusikannya dengan pemerintah,” pungkas dia.
Selanjutnya: Harga Bitcoin tembus US$ 50.000, pertama sejak awal September
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












