Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Properti Tbk (PPRO) melancarkan sejumlah strategi korporasi untuk menuai pertumbuhan dan keberlanjutan bisnisnya. Salah satu strategi PPRO ialah dengan turut menggarap properti di kawasan strategis nasional.
Direktur Utama PPRO I Gede Upeksa Negara menyampaikan, pihaknya mengubah strategi pembangunan dari yang semula dilakukan secara individual (private) kini menjadi government support. Artinya, pengembangan bisnis PPRO diarahkan untuk mendukung kebutuhan properti di proyek-proyek strategis nasional.
Proyek strategis yang dimaksud adalah Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah. Lalu ada pembangunan hotel di kawasan pariwisata terpatu prioritas di Lombok, yang akan ramai dengan Sirkuit Mandalika dengan perhelatan MotoGP dan balapan internasional lainnya.
"Ada kawasan industri yang besar dan strategis, didukung penuh oleh pemerintah. Kami akan mendukung dari sisi propertinya. Lalu untuk pariwisata kami bangun hotel di Lombok untuk mendukung Mandalika yang sirkuitnya sudah jadi," kata Gede dalam paparan publik yang digelar Rabu (8/9).
Baca Juga: PP Properti (PPRO) percepat pembayaran obligasi senilai Rp 523 miliar
Mengenai KIT Batang, Gede menjelaskan bahwa kawasan industri tersebut memiliki total area seluas 4.300 hektare (ha) dengan tiga klaster. 800 ha diantaranya akan digunakan untuk area residensial dan komersial.
PPRO bakal mengembangkan low rise residence, landed house, commercial dan hotel. Gede bilang, pembangunan properti akan sejalan dengan pengembangan kawasan industri dan investasi yang masuk ke KIT Batang.
Untuk tahap awal, sudah ada 7 ha lahan yang akan dikembangkan dengan total investasi sekitar Rp 759 miliar. Secara keseluruhan, di KIT Batang ini PPRO menargetkan bisa meraup revenue sekitar Rp 1,5 triliun.
"Jadi kita akan berinvestasi untuk mengembangkan hunian dan komersial, berapa besarnya, sangat tergantung kecepatan investasi yang masuk ke KIT Batang. Penyerapannya di dalam beberapa tahun ke depan, itu tergantung dengan seberapa cepat tenant-tenant dari industri masuk ke sana," terang Gede.