Sumber: The Motley Fool | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Cardano dikenal sebagai cryptocurrency generasi ketiga yang bertujuan untuk memperbaiki beberapa masalah yang dihadapi oleh Ethereum dan Bitcoin. Misinya adalah menggunakan teknologi blockchain untuk memecahkan masalah dunia nyata, dan dibutuhkan pendekatan berbasis penelitian untuk pengembangan.
Mata uang digital populer ini memiliki kantor di 15 negara di empat benua, dan satu bidang yang membedakannya dari blockchain lainnya adalah pekerjaannya di Afrika.
Misalnya, Cardano telah bermitra dengan Kementerian Pendidikan di Ethiopia untuk menyimpan catatan akademik 5 juta siswa di blockchain-nya.
Baca Juga: Cardano Menjadi Aset Kripto Terbaik Sebulan Terakhir
Sertifikasi akademik palsu adalah masalah besar di Ethiopia, dan dapat menghentikan siswa untuk dapat belajar atau bekerja di luar negeri. Proyek percontohan ini dapat mengubah kehidupan.
Konsumsi energi Cardano adalah sebagian kecil dari Bitcoin atau Ethereum. Keduanya menggunakan listrik yang cukup untuk memberi daya ke seluruh negara setiap tahun. Jaringan Cardano hanya menggunakan 6 gigawatt-jam per tahun, yang kira-kira setara dengan konsumsi energi bulanan negara bagian seperti New Jersey.
3. Posisi terbaik untuk menggantikan Bitcoin dalam hal kecepatan: Solana (SOL)
Bitcoin hanya dapat memproses sekitar tujuh transaksi per detik (TPS), jadi hampir semua kripto lebih cepat. Tapi Solana jauh lebih cepat. Mata uang kripto ini dapat memproses lebih dari 50.000 TPS, sehingga membuatnya jauh lebih terukur daripada Bitcoin dan banyak kripto lainnya.
Baca Juga: Ini deretan karya digital NFT termahal di dunia
Solana adalah blockchain yang dapat diprogram yang menjalankan kontrak pintar. Dan, seperti Cardano, biaya lingkungan lebih murah. Saat ini ada lebih dari 300 proyek yang berjalan di sistem Solano, termasuk pertukaran mata uang kripto terdesentralisasi, stablecoin, dan aplikasi dompet.