Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan penjualan di platform perdagangan elektronik (e-commerce) makin manis. Pandemi Covid-19 menjadi salah satu pendorong peningkatan penjualan di e-commerce.
Temasek, Google, serta Bain & Company dalam laporan terbaru e-Conomy SEA 2021 memperkirakan, perdagangan e-commerce di Indonesia pada tahun 2021 akan berada di kisaran US$ 53 miliar atau melesat 52% year on year (yoy) dari US$ 35 miliar pada tahun 2020.
Kepala Investasi Strategis Temasek sekaligus Kepala Asia Tenggara Rohit Sipahimalani mengatakan, kinerja baik e-commerce ini bahkan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi digital pada tahun ini yang diperkirakan bisa mencapai US$ 70 miliar atau naik 49% yoy dari tahun lalu yang sebesar US$ 47 miliar.
Sebelum lembaga-lembaga tersebut mengeluarkan prediksinya untuk tahun ini, sebenarnya Bank Indonesia (BI) juga sudah menunjukkan optimismenya terkait pertumbuhan e-commerce dalam negeri.
Baca Juga: Didorong pertumbuhan e-commerce, ekonomi digital Indonesia melesat
Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan, total nilai transaksi e-commerce di tahun ini sebesar Rp 395 triliun atau berpotensi tumbuh 48,4% yoy, seiring dengan cepatnya akselerasi digital ekonomi dan keuangan nasional.
Selain itu, peningkatan penjualan e-commerce ini juga didukung dengan meningkatnya minat masyarakat untuk belanja secara daring.
Optimimisme bank sentral ini juga seiring dengan capaian manis penjualan e-commerce pada semester I-2021. BI mencatat, nilai transaksi e-commerce pada paruh pertama tahun ini sebesar Rp 186,75 triliun atau tumbuh 63,36% yoy.
Peningkatan pertumbuhan penjualan e-commerce ini diamini oleh pelaku e-commerce sepert Shopee maupun Tokopedia.
Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira melihat adanya peningkatan yang signifikan dalam aktivitas belanja online pengguna Shopee pada masa pandemi ini.
Selain adanya pergeseran pola belanja, minat masyarakat untuk berbelanja secara daring juga didorong oleh adanya promo dari e-commerce tersebut, seperti contohnya promo angka kembar seperti 9.9 pada September 2021, 10.10 pada 10 Oktober 2021, dan seterusnya.
Baca Juga: Perbankan raup berkah dari peningkatan belanja online
“Festival belanja 9.9 Super Shopping Day mencatat 1,8 juta transaksi dalam waktu satu menit dan dua jam pertama secara regional. Bhakan, kami mencatat jumlah pesanan produk UMKM selama 9.9 naik 6 kali lipat dibadningkan hari biasa,” ujar Radynal kepada KOntan.co.id, JUmat (12/11).
Untuk menggenjot transaksi di akhir 2021 ini, Shopee tetap datang lewat program 11.11 dan 12.12. Selain potongan hagra, Shopee juga memberikan gratis ongkos kirim COD, serta flash sale Rp 11.
Sementara itu, External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan selama pandemi tak hanya peningkatan nilai penjualan, tteapi ada peningkatan jumlah penjual maupun pengguna aktif.
“Selama pandemi, terdapat peningkatan jumlah penjual di Tokopedia dari 7,3 juta menjadi lebih dari 11 juta saat ini. Jumlah pengguna aktif naik dari 90 juta menjadi 100 juta,” tuturnya.
Untuk menggaet lebih banyak masyarakat yang berbelanja di platformnya, hingga akhir tahun Ekhel sudah mempersiapkan berbagai program seperti program untuk produk UMKM bertajuk Kumpulan Toko Pilihan (KTP), digitalisasi pasar tradisional, Waktu Indonesia Belanja tiap tanggal 25 hingga akhir bulan, serta mendorong masyarakat membeli produk lokal lewat Bangga Butaan Indonesia.
Melihat perkembangan tersebut, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengamini pertumbuhan e-commerce memegang peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Hanya saja, porsi e-commerce terhadap pertumbuhan ekonomi relatif kecil bila dibandingkan dengan keseluruhan perdagangan besar dan eceran.
Namun, ke depan, prospek e-commerce akan makin manis. Apalagi, sudah ada pergeseran minat masyarakat untuk berbelanja secara daring.
Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk mendukung perkembangan e-commerce, yang implikasinya akan membesarkan kontribusi e-commerce pada pertumbuhan ekonomi, dan akan menggenjot pertumbuhan makin tinggi lagi.
Baca Juga: Dorong UMKM go online, Bank Sinarmas gandeng Shopee
Pertama, dengan membangun infrastruktur internet dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap internet serta telekomunikasi. Hal ini dimaksudkan, tidak hanya masyarakat di perkotaan saja yang bisa mengakses internet, tetapi seluruh warga Indonesia.
Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui, tak hanya mendorong konsumsi di platform daring, pembangunan infrastruktur ini akan semakin mendorong kemajuan bangsa.
Kedua, pembangunan konektivitas untuk mempermudah distribusi barang dan mobilitas. Karena hingga saat ini, masih banyak daerah yang masih buruk tingkat konektivitasnya, sehingga perlu membuat aksesibilitas makin luas.
Selanjutnya: Ini sumber risiko fraud terbanyak di era digital yang dihadapi BTPN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News