Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri BUMN Erick Thohir berencana mengubah bisnis inti (core business) Perum Perusahaan Film Negara (PFN) menjadi lembaga pembiayaan film seperti di Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.
Sekretaris Perusahaan Film Negara (PFN), Gigih Imam Nugroho menjelaskan perum PFN telah bertransformasi untuk menjadi Katalis Pertumbuhan Industri Perfilman dan Industri Konten Indonesia. Adapun, PFN telah menyiapkan berbagai rencana dan strategi bisnis untuk pendanaan film.
“Innovasi model bisnis yang akan dilakukan secara garis besar adalah terkait dengan komersialisasi hak kekayaan internasional Indonesia untuk mengisi pasar domestik dan global,” jelas Gigih kepada KONTAN, Selasa (9/2).
Selain itu, strategi PFN selanjutnya yakni perusahaan akan berupaya untuk melakukan penetrasi pasar global bagi Hak Kekayaan Intelektual Indonesia serta mengintegrasikan jaringan distribusi domestik dan internasional. Lebih lanjut, upaya lain yang dilakukan adalah mempromosikan talenta Indonesia ke kancah internasional. Investasi pada film dan konten blockbuster global.
Kemudian PFN juga akan mendukung produksi film dan konten kreatif yang mendukung kecintaan dan penghargaan pada sejarah, budaya, bangsa dan negara Indonesia serta mengelola aset hak kekayaan intelektual dalam portofolio kompetitif
Baca Juga: Omzet harian bioskop saat ini cuma sekitar 15% dari kondisi normal
Untuk itu, saat ini PFN sedang merestrukturisasi organisasi agar sesuai dengan peran pembiayaan film dan konten kreatif. Adapun PFN juga sedang berupaya melakukan optimalisasi aset terutama IPR PFN yang sudah pernah diproduksi agar dapat memiliki nilai produktif
“Untuk pure pembiayaan saat ini belum dilakukan karena proses perijinan sedang diurus, namun PFN sudah transformasi bertahap menuju situ dengan tidak lagi memproduksi konten, namun menginkubasi/support Production House untuk produksi konten,” jelasnya.
Gigih menambahkan, berdasarkan analisis pasar industri perfilman di Indonesia, Perum PFN berupaya untuk mengambil 10 % dari total market size dalam mendukung pembiayaan. “Dari total market size yang ada forecastignya PFN bisa turut serta 10% dari market sizenya sehingga potensi market nominalnya di kisaran Rp 1,97 triliun,” jelasnya.
Adapun di tahun ini, PFN menargetkan akan mendukung produksi film dan konten sebanyak 135 jam. Terutama untuk mendukung terwujudnya tujuan Perum PFN dalam mendukung pembangunan manusia indonesia seutuhnya serta turut membangun ekonomi dan ketahanan nasional.
Selain itu, Gigih bilang PFN juga sedang mempersiapkan inovasi model bisnis terutama untuk mendukung industri konten. Diantaranya yakni pertama, persiapan untuk Content Collaborator dengan mendukung upaya produksi konten nasional yang memiliki nilai nasionalisme tinggi melalui sinergi BUMN dan APBN Kementerian/Lembaga.
Kedua yakni Film Business Incubator, PFN akan menyediakan akses teknologi konten di beberapa pulau terbesar dan menjadi inkubator bisnis bagi production houses nasional. Ketiga yakni untuk Content Distributor, PFN akan mengintegrasikan jaringan agar terjadi perluasan penyerapan film dan konten.
Selanjutnya: Strategi Mola TV di Masa Pandemi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News