kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Omzet harian bioskop saat ini cuma sekitar 15% dari kondisi normal


Rabu, 06 Januari 2021 / 10:48 WIB
Omzet harian bioskop saat ini cuma sekitar 15% dari kondisi normal

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perfilman terpukul pandemi corona (Covid-19) di tahun lalu. Jumlah penonton bioskop terus menyusut dan kini penayangan film lebih banyak melalui streaming atau platform on demand.

Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) mengungkapkan, dari 407 gedung bioskop yang tersebar di seluruh Indonesia, kini hanya 55% yang beroperasi.

Ketua GPBSI Djonny Syafruddin menyebut, angka tersebut lebih baik dibandingkan dengan kondisi dua bulan lalu. Ia berharap dengan adanya vaksinasi corona bisa kembali menggairahkan bisnis seiring kenaikan kepercayaan konsumen.

"Saat ini dengan masih tingginya angka kasus Covid-19 dan minimnya pasokan film baru membuat minat konsumen tetap rendah. Omzet harian yang diraup juga maksimal hanya 10%-15% daripada ketika saat normal sebelum pandemi,” kata Djonny, Selasa (5/1).

Baca Juga: 2 Film bioskop terbaru yang tayang di CGV dan XXI sepanjang pekan ini

Djonny menuturkan, jika ketika saat normal sebelum pandemi, omzet penjualan yang diraup pada akhir pekan mencapai Rp 30 juta - Rp 35 juta dalam sehari, sedangkan pada hari weekdays bisa mencapai Rp 20 juta dalam sehari.

Sekarang para pelaku usaha harus berpuas hati memperoleh Rp 1,5 juta dalam sehari. Dia mengatakan, minimnya penonton lantaran pasokan film populer yang terbatas, selain itu daya beli masyarakat yang anjlok.

Menurutnya, minimnya penonton disebabkan oleh pasokan film populer yang terbatas, dan ketiadaan film yang menarik. Saat ini sudah ada judul-judul film produksi Hollywood yang masuk, akan tetapi belum mengerek penjualan tiket dengan maksimal.

Djonny mengatakan, pelaku usaha bioskop sejauh ini belum menikmati stimulus dan keringanan beban listrik yang bisa menyedot sampai 60% kepada beban usaha. Ia mengharapkan pemerintah bisa memberikan dukungan mengenai hal tersebut, termasuk penyeragaman pajak yang sejauh ini berbeda-beda di setiap daerah.

Pengusaha bioskop juga telah menyiapkan berbagai strategi dalam menjalankan bisnis di tengah pandemi yang masih berlanjut pada 2021 ini, ada yang menjadikan untuk tempat seminar, ada yang jam pemutarannya dikurangi, ada yang seminggu dalam tiga hari tidak ada pemutaran film, yaitu di Senin-Rabu. Hal tersebut dilakukan untuk menghemat biaya listrik.

"Saat ini, yang dilakukan pada hari Senin-Rabu tidak kita buka. Hari Kamis-Minggu baru dibuka untuk mengurangi beban listrik. Jadi pakai siasat segala macam dalam menjalankan bisnis ditengah pandemi. Kami juga sangat mengharapkan pemerintah daerah bisa bersikap konsisten mengenai izin operasional," jelasnya.

Djonny mengungkapkan, protokol kesehatan juga telah dijalankan oleh para pelaku usaha dengan kapasitas penonton maksimal 50%.

Menurutnya, bioskop bisa kembali recovery dalam waktu delapan hingga satu tahun kedepan. Agar bioskop bisa kembali pulih Ia menyebut, setidaknya 75% bioskop di Indonesia harus buka agar pasokan film bisa lebih beragam, terutama film nasional. Selain itu, kehadiran judul-judul besar pada 2021 ini diharapkan dapat kembali menggairahkan.

Selanjutnya: Film Indonesia terbaru Losmen Bu Broto selesai syuting, tayang tahun 2021 di bioskop

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×