Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pesawat terbang buatan anak bangsa, N-219 Nurtanio berhasil lolos uji kelaikan. Pesawat ini memiliki banyak kelebihan yang sesuai dengan geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau kecil..
Pesawat terbang N-219 Nurtanio sudah menyelesaikan rangkaian pengujian sertifikasi dari Otoritas Kelaikudaraan Sipil Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan RI.
Dengan sertifikasi tersebut, pesawat terbang N-219 Nurtanio laik beroperasi. Sebelumnya, Indonesia sudah berhasil membuat pesawat terbang laik operasi di tahun 1990-an bernama Gatotkaca, N-250.
"Hasil pengujian DKPPU, pesawat N219 dinyatakan memenuhi CASR Part 23 (Airworthiness Standards for Aeroplanes in the Normal, Utility, Acrobatic or Commuter Category)," ujar Direktur Teknologi & Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (DI), Gita Amperiawan dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (28/12/2020).
Melansir laman resmi Dirgantara Indonesia, pesawat terbang N-219 Nurtanio dibuat dengan tujuan untuk menghubungkan wilayah-wilayah terpencil yang ada di Indonesia. Pesawat terbang N-219 Nurtanio dapat mengangkut 17-19 penumpang, dengan kapasitas muatan 2.313 kilogram.
Baca juga: Akan dimulai tahun 2021, ini cara masyarakat mendapatkan vaksin Covid-19
Mengenai kemampuannya, pesawat terbang N-219 Nurtanio ini memiliki kecepatan jelajah maksimum hingga 210 knot atau 388 kilometer per jam. Tercapainya konektivitas antar wilayah ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan dan memelihara pertahanan juga keamanan di daerah terpencil.
Oleh karena itu, kemampuan juga badan pesawat terbang N-219 Nurtanio ini dirancang sedemikian rupa untuk bisa menjadi moda transportasi yang andal menjangkau wilayah-wilayah terpencil.
Misalnya, memiliki kemampuan terbang di daerah pegunungan dengan tinggi lebih dari 1.800 meter, terbang di tengah cuaca yang berubah-ubah, disiapkan juga dalam bentuk amfibi agar bisa mendarat di perairan. Versi amfibi juga dipersiapkan, mengingat banyak wilayah Indonesia yang berada di sekitar atau di tengah perairan.
Dengan koefisien gaya angkat maksimum sayap utama yang besar, pesawat terbang N-219 Nurtanio bisa tetap stabil saat terbang dengan kecepatan rendah di antara gunung-gunung.