kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina belum akan bangun Kilang Bontang meski masuk proyek strategis nasional


Jumat, 22 Januari 2021 / 06:50 WIB
Pertamina belum akan bangun Kilang Bontang meski masuk proyek strategis nasional

Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - -JAKARTA. PT Pertamina memastikan pembangunan proyek Grass Root Refinery (GRR) alias kilang baru hanya akan dilakukan di Tuban. Sejatinya proyek GRR direncanakan dilakukan pada dua lokasi yakni GRR Tuban dan GRR Bontang.

VP Strategic Planning Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Prayitno mengungkapkan, pasca kerjasama dengan perusahaan migas asal Oman berakhir, maka proyek diputuskan tidak dilanjutkan.

"Yang saya pahami rencana kerjasama yang dulu sudah diputuskan untuk tidak berlanjut, Kilang baru di Tuban," kata Prayitno dalam diskusi virtual, Kamis (21/1).

Sekedar informasi, pemerintah telah memasukan proyek Kilang Bontang dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Kendati demikian, proyek ini berpotensi tidak berlanjut pasca Pertamina berfokus pada 6 proyek kilang lainnya.

Baca Juga: Begini nasib proyek Kilang Bontang milik Pertamina

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menuturkan sejak berakhirnya kerjasama Pertamina dengan mitra, saat ini status Kilang Bontang masih dalam kajian. "Memang ada kerjasama yang berakhir,  dan ada masalah lokasi lahan yang dimiliki Pertamina tidak mencukupi. Masih dalam kajian khusus," ujar Soerjaningsih dalam konferensi pers virtual, Senin (18/1).

Kendati belum ada kejelasan terkait status Kilang Bontang, Soerjaningsih memastikan, upaya pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri akan terus diupayakan. Soerjaningsih mengungkapkan, seiring proyek kilang yang masih berjalan diharapkan angka impor dapat ditekan.

"Kalau lihat solar sudah hampir mencukupi seluruh kebutuhan nasional, bahkan avtur 2020 melebihi kebutuhan dan bisa ekspor," kata Soerjaningsih.

Pertamina berencana bekerjasama dengan perusahaan migas asal Oman, Overseas Oil and Gas (OOG) untuk pembangunan kilang berkapasitas 300.000 barel per hari (bph).

Sayangnya, hingga penghujung tahun 2019 kedua belah pihak tak mencapai kata sepakat. Kerjasama pun urung terjadi.

Selanjutnya: Pertamina luncurkan kapal VLCC baru berkapasitas 2 juta barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×