kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan sepeda tahun ini berpotensi turun 8%, ini kata industri persepedaan


Senin, 08 Februari 2021 / 08:10 WIB
Permintaan sepeda tahun ini berpotensi turun 8%, ini kata industri persepedaan

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan sepeda pada tahun ini diperkirakan tidak sekencang tahun kemarin. Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) memproyeksi, permintaan sepeda berpotensi turun sekitar 5%-8%.

Sebagai gambaran, menurut catatan AIPI, total permintaan sepeda di pasar domestik mencapai kurang lebih 8 juta unit di tahun 2020. Sekitar 3 juta - 3,5 juta unit di antaranya dipenuhi oleh sepeda hasil produksi dalam negeri, sedangkan sisanya dipasok oleh sepeda impor.

Ketua Umum Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI) Rudiyono mengatakan, euforia masyarakat untuk bersepeda kemungkinan mengalami penurunan setelah sebelumnya sempat memuncak ketika pandemi Covid-19 mulai mewabah di paruh pertama tahun 2020 lalu.

“Kelihatannya (permintaan) tahun ini kalau bisa sama (dengan tahun lalu) sudah bagus, tapi kemungkinan turun sedikit,” ujar Rudiyono kepada Kontan.co.id, Minggu (7/2).

Fenomena pasar yang melesu sudah mulai dirasakan oleh PT Roda Maju Bahagia (RMB), perusahaan sepeda yang memproduksi sepeda merek Element Bike, Police Bike, Camp, Ion, dan Capriolo.

Baca Juga: Harga terbaru sepeda balap Pacific Whizz lumayan tinggi yuk tengok harganya

Chief Executive Officer RMB, Hendra mengatakan, permintaan sepeda cenderung mengalami penurunan sejak bulan November 2020 lalu.

Dugaan Hendra, penurunan tersebut dipicu oleh sejumlah alasan, mulai dari penurunan daya beli masyarakat, kesibukan masyarakat yang kembali meningkat di era new normal, peningkatan kasus Covid-19, faktor cuaca (musim hujan), hingga antusiasme masyarakat yang diduga mulai jenuh bersepeda.

"Orang Indonesia cepat bosan," kata Hendra kepada kepada Kontan.co.id, Sabtu (6/2).

Melihat kondisi yang ada, Hendra menilai bahwa permintaan sepeda di sepanjang tahun 2021 bisa saja mengalami penurunan dibanding tahun 2020. Meski begitu, RMB masih optimistis dalam mencanangkan target penjualan tahun ini.

Sampai tutup tahun nanti, RMB membidik volume penjualan hingga 300.000 unit, sama seperti target tahun kemarin. Catatan saja, angka tersebut sedikit lebih besar ketimbang realisasi penjualan sepeda RMB tahun lalu yang berkisar 280.000-an unit.

RMB sendiri sudah menyiapkan sejumlah strategi demi mengejar target. Hendra bilang, RMB berencana meluncurkan banyak varian produk baru pada tahun ini untuk merangsang minat pasar. Selain itu, RMB juga akan meracik ulang portfolio produk sepeda perusahaan.

Bila sebelumnya porsi produksi lebih dititikberatkan pada sepeda sepeda lipat dengan porsi 70%, kini porsi sepeda lipat perusahaan dalam total produksi ditekan ke angka 60% dari total produksi.

Sisanya akan diisi oleh ragam model/jenis sepeda lainnya. Hal ini dilakukan guna menyesuaikan preferensi/minat pasar yang kini lebih beragam.

Baca Juga: Masih dipatok terjangkau, ini harga sepeda gunung anak Polygon Maze 20 Februari 2021

Berikutnya, RMB juga akan mengungkit penjualan ekspor dengan membidik target-target pasar baru. Saat ini, RMB tengah menjajaki peluang ekspor ke Thailand, Filipina, dan Australia. Sebelumnya, penjualan ekspor RMB sudah menjangkau Singapura dan Malaysia.

Tahun ini, RMB juga menimbang opsi untuk melakukan penurunan harga sekitar 5%-10%. Hal ini dilakukan guna meningkatkan daya saing sepeda perusahaan di tengah penurunan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

“Sekarang tinggal bagaimana strategi bisnis masing-masing brand untuk merebut market yang menurun,” kata Hendra.

Sementara itu, Direktur PT Insera Sena William Gozali mengatakan, dirinya optimistis pasar sepeda pada tahun ini bisa stabil. William tidak menampik, antusiasme masyarakat untuk bersepeda pada tahun ini bisa jadi tidak setinggi ketika demam bersepeda merebak pada tahun lalu.

Walau demikian, William menilai bahwa para pesepeda yang mulanya hanya ikut-ikutan beli sepeda berpotensi melakukan pembelian sepeda kedua lantaran sudah kadung menggemari aktivitas bersepeda.

“Selain itu, dengan masih terbatasnya hiburan maka sepeda bisa menjadi ssarana hiburan yang baik dan menyehatkan,” kata William kepada kontan.co.id, Sabtu (6/2).

Sampai tutup tahun nanti, Insera Sena mengejar pertumbuhan penjualan sebesar 10% dibanding realisasi tahun lalu. Untuk mengejar target tersebut, Insera Sena bakal berupaya memberikan produk dan pelayanan terbaik kepada konsumen dan diler-diler Insera Sena.

Selain itu, Insera Sena juga memiliki rencana meluncurkan produk baru untuk menstimulasi pasar. “Kita setiap tahun pasti meluncurkan produk/varian baru. Ditunggu saja peluncuran varian-varian baru kita,” imbuh William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

×