Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: S.S. Kurniawan
Rebound dalam aktivitas ekonomi global ketika pembatasan COVID-19 dicabut telah mengekspos kekurangan bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit listrik di China dan negara-negara lain, membuat industri dan pemerintah berebut ketika belahan bumi Utara menuju musim dingin.
“Kekurangan listrik terbesar bisa mencapai 4,74 gigawatt (GW) pada 11 Oktober,” demikian bunyi pemberitahuan yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Informasi Provinsi Liaoning, seperti dikutip Reuters.
Perintah untuk mengekang penggunaan listrik telah diberlakukan mulai pukul 6 pagi waktu setempat, Departemen Perindustrian dan Informasi Provinsi Liaoning menambahkan.
Provinsi Liaoning juga mengeluarkan peringatan pemadaman listrik tingkat dua, ketika kesenjangan pasokan listrik harian mencapai 5,4 GW, membuat ratusan ribu rumahtangga tanpa listrik dan memaksa pabrik industri untuk menghentikan produksi.
Baca Juga: Puluhan tambang batubara di China tutup di tengah krisis listrik, ada apa?
Kekurangan listrik mengikuti pengetatan pasokan dan meroketnya harga batubara, yang digunakan untuk menghasilkan lebih dari 70% listrik di wilayah tersebut.
Sementara pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) tidak digunakan karena kecepatan angin yang lambat. Tenaga angin berkontribusi 8,2% dari total pembangkit listrik di Liaoning pada 2020.
Pekan lalu, dua wilayah pertambangan batubara teratas China, Shanxi dan Mongolia Dalam, meminta lebih dari 200 perusahaan tambang untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memprioritaskan pasokan batubara ke pembangkit listrik di provinsi Timur Laut, termasuk Liaoning.
Analis dan trader, bagaimanapun, memperkirakan produksi batubara masih akan berkurang musim dingin ini, dan China tetap harus memangkas konsumsi daya industri sekitar 12% pada kuartal keempat.
Harga batubara termal berjangka China naik 8% mencapai batas atas perdagangan harian. Kenaikan harga ini tak lama setelah perdagangan dimulai pada Senin (11/10).
Selanjutnya: Harga batubara sedang panas, berikut rekomendasi saham sejumlah emiten batubara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News