kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Peringatan WHO: Jangan Konsumsi Gula Buatan Jika Ingin Turunkan Berat Badan


Selasa, 16 Mei 2023 / 10:12 WIB
Peringatan WHO: Jangan Konsumsi Gula Buatan Jika Ingin Turunkan Berat Badan

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Dalam panduan kesehatan terbarunya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar masyarakat dunia tidak menggunakan gula buatan jika ingin mencoba menurunkan berat badan atau diet.

Melansir CNN, WHO mengatakan tinjauan sistematis dari bukti yang ada menunjukkan penggunaan pemanis non-gula, atau NSS, tidak memberikan manfaat jangka panjang dalam mengurangi lemak tubuh pada orang dewasa atau anak-anak.

“Mengganti bebas gula dengan pemanis non-gula tidak membantu orang mengontrol berat badannya dalam jangka panjang,” kata Francesco Branca, direktur departemen nutrisi dan keamanan pangan WHO. 

Dia menambahkan, "Kami memang melihat penurunan ringan berat badan dalam jangka pendek, tapi itu tidak akan bertahan lama."

Menurut Branca, panduan ini berlaku untuk semua orang kecuali mereka yang sudah menderita diabetes sebelumnya. Mengapa? Hanya karena tidak ada penelitian dalam tinjauan yang menyertakan penderita diabetes, dan penilaian tidak dapat dilakukan.

Baca Juga: Hiperurisemia atau Asam Urat Tinggi Bisa Keok dengan 5 Cara Ini, Tak Perlu Obat Kimia

Tinjauan tersebut juga menunjukkan bahwa mungkin ada "potensi efek yang tidak diinginkan" dari penggunaan pengganti gula jangka panjang seperti peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Namun, lanjut Branca, rekomendasi ini tidak dimaksudkan untuk mengomentari keamanan konsumsi. 

“Apa yang dikatakan pedoman ini adalah bahwa jika kita bertujuan untuk mengurangi obesitas, pengendalian berat badan atau risiko penyakit tidak menular, sayangnya itu adalah sesuatu yang tidak dapat ditunjukkan oleh sains,” katanya. "Itu tidak akan menghasilkan efek kesehatan positif yang mungkin dicari beberapa orang."

Sementara, mengutip The Straits Times, saran WHO didasarkan pada kajian ilmiah yang menemukan bahwa produk yang mengandung aspartam dan stevia – sering dipasarkan sebagai makanan diet – kemungkinan besar tidak membantu mengurangi lemak tubuh dalam jangka panjang.

"Orang-orang harus mengurangi makanan manis sama sekali," kata Branca.

Baca Juga: Apa Saja Khasiat Daun Pepaya untuk Tubuh?



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×