Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
Deputi bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan, saat ini ada beberapa fenomena cuaca yang harus diwaspadai yaitu MJO (Madden Julian Oscillation) serta fenomena lokal, regional, dan global.
MJO saat ini teramati sedang aktif di wilayah Samudra Hindia sebelah barat Sumatra. Fenomena gelombang atmosfer (Kelvin Wave) diprakirakan cukup aktif di sebagian wilayah Indonesia bagian timur periode 14-17 Januari 2021.
Sedangkan, angin Monsun Asia mengalami penurunan intensitas dalam sepekan terakhir dan diperkirakan akan meningkat kembali dalam sepekan ke depan. Sementara suhu muka laut masih relatif hangat.
Baca Juga: Banjir Kalsel, Jokowi minta masyarakat waspada bencana
BMKG memprakirakan pada periode 16-21 Januari 2021 potensi hujan lebat dengan intensitas sedang-lebat terdapat di wilayah, Aceh, Sumatra Utara, Jambi, Sumatra Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT.
Juga di Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Pada tujuh hari ke depan juga terdapat prospek pertumbuhan awan konvektif (Cumulonimbus) bercampur dengan awan konvektif lainya dengan tingkat kerapatan Occasional (OCNL) sekitar 50%-75% di atas wilayah Aceh dan Sumatra Utara, Samudra Hindia sebelah barat Sumatra, Sumatra Selatan, Lampung.
Kemudian, sebagian besar Pulau Jawa, perairan selatan Pulau Jawa, NTB, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Laut Jawa. Perairan Selat Makassar, sebagian besar Sulawesi, Laut Sulawesi, Kepulauan Halmahera, dan Kepulauan Maluku.
Serta potensi pertumbuhan awan CB dengan tingkat kerapatan Frequent (FRQ) di atas 75% terjadi di atas wilayah Riau, Kepulauan Riau, perairan Natuna, Bangka Belitung, dan perairan utara Kepulauan Halmahera.
Gangguan penerbangan
Prakiraan potensi pertumbuhan awan konvektif periode Desember 2020-Januari 2021 yang menghasilkan gangguan penerbangan berpotensi pada sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah hingga bagian timur.
Wilayah paling berpotensi pertumbuhan awan konvektif terbesar terjadi di sekitar wilayah NTB hingga NTT pada periode tersebut.
Baca Juga: Hingga Sabtu, 189 orang dirawat akibat gempa Mamuju, 637 orang luka ringan di Majene