kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan Perkuat Modal Lewat Rights Issue, Investor Lama Siap Menyerap Haknya


Jumat, 18 Februari 2022 / 07:10 WIB
Perbankan Perkuat Modal Lewat Rights Issue, Investor Lama Siap Menyerap Haknya

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

Sebelumnya fintech peer to peer lending Investree disebut-sebut bakal masuk menjadi pemegang saham Bank Amar. 

Ketika dimintai konfirmasi soal kabar ini, CEO sekaligus Co-founder Investree Adrian Gunadi menampik. Ia bilang pihaknya sudah terbiasa digosipkan sedang berencana untuk mengakuisisi bank. 

Adrian bilang, saat ini kerjasama Investree dengan perbankan masih sebatas mitra channeling. Memang, Bank Amar pernah menjadi lender institusi Investree untuk memberikan fasilitas kredit.

PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga berencana memundurkan waktu rights issue menjadi kuartal kedua 2022. Namun Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan tidak mengungkapkan alasan mundurnya waktu pelaksanaan aksi korporasi tersebut.

"Kami mau kuartal pertama, tapi karena satu dan lain hal, kami mundurin rencananya menjadi kuartal dua, kemungkinan bulan April atau Mei 2022," kata Tjandra belum lama ini. 

Tjandra menyebutkan terdapat sejumlah investor strategis yang siap untuk menyerap saham rights issue Bank Neo Commerce. Untuk saat ini, investor tersebut adalah pengendali saham perusahaan.

Baca Juga: Bank Ganesha (BGTG) Bidik Dana Segar Rp 1,11 Triliun dari Rights Issue

“Salah satu pemegang saham kami adalah Provident Grup bersama dengan Akulaku dan Gozco, dan ada investor eksisting yang komit akan ikutan lagi rights issue ini,” kata Tjandra. 

Terkait investor baru, Tjandra bilang ada kemungkinan besar investor ini akan memperbesar porsi sahamnya.

"Kalau investor strategis, kita ada pembicaraan dengan beberapa investor. Tapi kami belum bisa bagikan karena masih Januari, masih terlalu awal untuk diumumkan," terangnya. 

Namun sebagai gambaran, Tjandra menjelaskan jika rights issue tahun lalu mengalami oversubscribed sekitar 400%-500%. Jadi masih banyak investor belum bisa bergabung dalam rights issue tersebut.

"Untuk rights issue berikut, keuntungan yang sangat baik kalau misalkan, mau investasi di BBYB," ujarnya. 

Rencananya, dana rights ini akan digunakan sebagian untuk belanja modal, seperti pengembangan infrastruktur digital. Hal ini sejalan dengan target 15 juta pengguna aplikasi digital Bank Neo Commerce tahun ini sehingga mendorong peningkatan dana murah. 

Sebelumnya, Bank Neo telah mengumpulkan dana rights issue Rp 2,5 triliun pada tahun lalu. Bank ini kembali melakukan aksi korporasi serupa demi memenuhi modal inti minimum Rp 3 triliun pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×