kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   6.000   0,40%
  • USD/IDR 15.850   25,00   0,16%
  • IDX 7.114   -85,89   -1,19%
  • KOMPAS100 1.086   -16,05   -1,46%
  • LQ45 857   -16,69   -1,91%
  • ISSI 217   -2,23   -1,02%
  • IDX30 439   -9,02   -2,02%
  • IDXHIDIV20 526   -12,72   -2,36%
  • IDX80 124   -1,94   -1,54%
  • IDXV30 127   -5,04   -3,83%
  • IDXQ30 145   -3,06   -2,06%

Perbankan mulai kurangi kantor dan maksimalkan layanan digital


Jumat, 19 Februari 2021 / 06:10 WIB
Perbankan mulai kurangi kantor dan maksimalkan layanan digital

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengoptimalan layanan digital membuat perbankan harus melakukan pemetaan ulang terhadap jaringan kantor yang dimiliki. Kantor-kantor yang dinilai sudah tidak lagi efisien ditutup secara bertahap. Hal ini membuat jumlah kantor perbankan semakin menyusut.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) misalnya telah melakukan penutupan jaringan kantor sebanyak 82 cabang tahun 2020. Tahun ini, perseroan juga berencana menutup sebanyak 90 kantor lagi secara bertahap.

Penutupan kantor itu yang sudah dilakukan merupakan bagian dari roadmap digitalisasi cabang-cabang, yang antara lain dengan mempertimbangkan densitas cabang. Atas dasar densitas, penutupan dilakukan dengan penggabungan cabang-cabang yang berdekatan, sehingga secara bisnis, baik portfolio dan layanan kepada nasabah tetap terjaga dengan baik di cabang terdekat.

Direktur Jaringan dan Retail Banking Bank Mandiri Aquarius Rudianto menjelaskan, penataan jaringan kantor dilaksanakan sejalan dengan perubahan pola transaksi nasabah yang lebih banyak memanfaatkan sarana transaksi online sebagai dampak dari digitalisasi dan kampanye pembatasan aktivitas sosial guna mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

Baca Juga: Kian melemah, berapa kurs dollar-rupiah di BRI hari ini Kamis, 18 Februari?

"Bank Mandiri terus memperkuat layanan digital dan self service, serta terus melakukan edukasi kepada nasabah terkait layanan digital dan self service Bank Mandiri," jelasnya pada KONTAN, Rabu (17/2).

Namun, Bank Mandiri juga melakukan pembukaan 8 kantor cabang baru tahun 2020 untuk menjangkau daerah-daerah bisnis yang belum terlayani selama ini. Sehingga akhir 2020, perseroan tercatat memilik  2.510 cabang, yang terdiri dari 140 Kantor Cabang (KC), 2280 Kantor Cabang Pembantu (KCP) dan 90 Kantor Kas (KK).

Aqua bilang, penutupan sejumlah kantor cabang itu telah menghasilkan mendapatkan penghematan biaya yang cukup material, terutama dari efisiensi biaya sewa dan biaya operasional.Pengurangan cabang tidak serta merta disertai pengurangan pegawai.

Bank Mandiri melakukan up-skilling dan re-skilling kepada pegawai untuk memenuhi kebutuhan sesuai fungsi baru dari pegawai-pegawai dimaksud.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga melakukan hal serupa. Tahun lalu, bank ini telah menutup 39 jaringan kantor dan hanya membuka10 kantor cabang. Untuk tahun ini, perseroan bakal menutup sekitar 96 kantor dan di sisi lain akan menambah atau merelokasi sebanyak 22 jaringan kantor lagi.

Baca Juga: Bank akan lebih efisien tahun ini, cost to income ratio dipastikan turun

Khususnya kantor setingkat kantor cabang pembantu (KCP) dan kantor kas. Saat ini, total jaringan kantor BNI mencapai 2.021.

Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir menjelaskan, pengurangan jaringan bisnis tradisional (brick and mortar) merupakan strategi BNI menghadapi perkembangan teknologi perbankan di era digital. "Pembukaan outlet baru akan dilakukan dengan sangat selektif untuk mengcover zona blankspot yang memiliki potensi bisnis tinggi," ujarnya.

Selain itu,  BNI melakukan peningkatan layanan e-channel dengan  penambahan 109 mesin Customer Service BNI SONIC untuk meningkatkan pertumbuhan customer base dan  sekitar 4.000 mesin Setor-Tarik (CRM) guna mendukung shifting transaction to digital. Lalu, perseroan juga terus menambah fitur fitur di Mobile Banking dan BNI Direct serta layanan e Channel lainnya.

Menurut Ronny, optimalisasi jaringan kantor dan shifting layanan ke digital dapat menciptakan effisiensi yang sangat besar dari sisi biaya jika dibandingkan dengan biaya per transaksi di  kantor cabang .

Sedangkan PT Bank Tabungan Negara (BBTN) telah menutup 125 kantor cabang yang dinilai tidak efisien sepanjang 2020. Penutupan cabang tersebut juga akan terus berlanjut di tahun 2021. Setidaknya, akan ada 30 kantor cabang yang bakal di tutup pada paruh pertama tahun ini.

Baca Juga: Pengembangan bank digital di Indonesia akan ada dua jenis, ini penjelasannya

Direktur Distribution & Ritel Funding BTN, Jasmin mengatakan, pementaaan kantor cabang dilakukan demi memaksimalkan kinerja perseoran. Beberapa kantor yang ditutup merupakan kantor cabang yang dinilai kurang efektif dan efisien.

Sama seperti bank lainnya, BTN tetap akan melakukan pembukaan kantor baru namun secara selektif di wilayah-wilayah yang belum dijangkau selama ini. Tahun ini, BTN akan membuka 15 kantor cabang di wilayah khusus seperti kawasan industri, perkantoran dan instansi lainnya.

Sementara PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencermati bahwa masih terdapat layanan keuangan oleh perbankan yang belum bisa diganti secara digital seperti pinjaman dalam jumlah besar.  Namun, EVP Secretariat & Corporate Communication BCA Hera Haryn mengatakan, BCA akan terus mengevaluasi kebutuhan masyarakat terkait kantor cabang BCA ke depan.

Selanjutnya: BTN tawarkan suku bunga KPR berjenjang, mulai dari 4,71%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

×