kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbankan berlomba siapkan belanja modal IT besar pada tahun ini


Kamis, 24 Juni 2021 / 07:40 WIB
Perbankan berlomba siapkan belanja modal IT besar pada tahun ini

Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan di tanah air terus meningkatkan aspek keamanan guna memberikan keamanan lebih untuk nasabahnya dalam bertransaksi digital. Maklum, selama pandemi, transaksi perbankan via kanal digital melejit tinggi.

Untuk menghadirkan layanan digital itu, tentu perlu belanja teknologi yang tidak murah. Untuk itu, permodalan bank juga harus kuat agar bisa membiayai investasi di era digital.

Banking juga terus berinisiatif untuk memberikan kecepatan, ketepatan, kenyamanan, dan keamanan bagi nasabah dalam bertransaksi. Hal ini sejalan dengan peningkatan tren pemanfaatan teknologi digital oleh nasabah sebagai dampak dari pandemi. Oleh karena itu, alokasi belanja modal untuk pengembangan IT menjadi prioritas dan mendapat alokasi lebih tinggi.

Seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang terus meningkatkan layanan digital bagi nasabah dengan menganggarkan belanja modal untuk IT sebesar 3% dari gross income atau dari total revenue dan terus ditingkatkan. 

Baca Juga: Genjot penjualan SBR010, dua perbankan ini tawarkan cashback khusus

“Penggunaan belanja modal dari BNI antara lain untuk refresh technology, pengembangan infrastruktur private club, dan pengembangan aplikasi-aplikasi digital,” kata Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI, YB Hariantono kepada kontan.co.id.

Hariantono mengungkapkan, perkembangan transaksi digital meningkat tajam, terlebih pada masa pandemi covid-19 saat ini. Terjadi shifting dari bertransaksi cabang/outlet ke channel digital yang disediakan oleh BNI.

PT Bank CIMB Niaga Tbk juga berupaya mengembangkan layanan digital bankingnya. Hal ini tercermin dari alokasi belanja modal sekitar 60% di bidang teknologi informasi (TI).

Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan pada tahun ini perusahaan merencanakan kenaikan belanja modal dibandingkan belanja modal tahun lalu.

Menurutnya alokasi belanja modal bidang teknologi informasi untuk memperkuat kemampuan digital baik dari sisi peningkatan layanan nasabah (digital banking) maupun dari sisi pemanfaatan IT. Pemanfaatan untuk digitalisasi proses internal, mendukung pengambilan keputusan bisnis, manajemen risiko, dan lainnya.

 

Oleh karena itu, alokasi belanja modal untuk pengembangan IT menjadi prioritas dan mendapat alokasi lebih tinggi. CIMB Niaga fokus pada upaya peningkatan aplikasi digital bisnis yang berkelanjutan, melanjutkan digitalisasi proses internal, membangun infrastruktur IT yang kuat dan aman, mendorong adopsi digital kepada pelanggan, serta meningkatkan customer experience dalam bertransaksi dunia digital.

"Going digital saat ini sudah menjadi hygiene factor dengan pandemi menjadikan acceleration lebih cepat karena masyarakat semakin nyaman menggunakan fasilitas digital," kata Lani.

Saat ini OctoMobile milik CIMB Niaga sudah menjadi SuperApp yang semakin populer digunakan nasabah untuk semua segmen sampai dengan nasabah prima.

Guna meningkatkan layanan digital, PT Bank Central Asia (BCA) juga tetap menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) teknologi informasi (IT). Apalagi pandemi telah mempercepat adaptasi digitalisasi oleh masyarakat luas. 

BCA menganggarkan capex sekitar Rp 5,2 triliun pada 2021. Direktur BCA Santoso menyatakan sebagian besar dana itu untuk IT, digitalisasi perbankan, dan juga pengembangan jaringan kantor cabang. 

“Pengembangan layanan transaksi perbankan selalu menjadi salah satu fokus utama dalam setiap rencana dan program kerja tahunan BCA. Keandalan BCA dalam layanan payment settlement terus kami tawarkan kepada nasabah, termasuk milenial,” ujar Santoso.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga menganggarkan capex IT pada 2021 sekitar Rp 500 miliar yang akan digunakan untuk pengembangan aspek security karena align dengan pengembangan digitalisasi, alokasinya di atas 50%.

"Yang pasti transaksi nasabah secara mayoritas sudah beralih melalui channel digital seperti Mobile banking dan Internet Banking. Sebagai gambaran, dalam kurun 1-2 tahun terakhir di BTN, transaksi melalui channel Digital sudah mencapai 95%. Oleh karena itu BTN terus menganggarkan belanja digital untuk pengembangan digitalisasi," jelas Andi Nirwoto, Direktur Operasi, Teknologi Informasi (TI) dan Digital Banking Bank BTN.

 

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mengalokasikan anggaran penggunaan belanja modal di tahun 2021 berkisar di angka Rp 2 triliun. Sebesar 80% dari dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan dan penguatan digital banking Bank Mandiri, serta beberapa inisiatif digital ke depannya.

“Salah satu inisiatif tersebut adalah dengan melakukan pengembangan Livin’ by Mandiri, sebagai layanan mobile banking yang dapat mengakomodasikan berbagai kebutuhan transaksi nasabah retail,” kata Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk, Rudi As Atturidha.

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), juga mencatat besaran nominal yang dialokasikan untuk penggunaan belanja modal di sektor IT di BRI hingga akhir tahun 2021 yakni berada di angka Rp 4,5 triliun dan alokasinya berkisar di angka 25%.

“Penggunaan belanja modal ini dialokasikan untuk pengembangan digital, big data dan kecerdasan buatan (AI), modernisasi infrastruktur, IT security, dan branch transformation,” ujar Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Indra Utoyo.

Selanjutnya: Ini jurus perbankan bank menjaga kredit berisiko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×