Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Financial Group (IFG), mengantongi laba tahun berjalan (unaudited) sebesar Rp 2,2 triliun pada 2020. Laba tersebut 20% di atas target yang ditetapkan dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2020 senilai Rp 1,8 triliun.
Pada periode yang sama, total aset IFG mencapai Rp 88 triliun atau 9% lebih tinggi dari target di RKAP 2020 sebesar Rp 81 triliun. Sementara total ekuitas perseroan senilai Rp 45,5 triliun atau 2% lebih tinggi dari target di RKAP 2020 sebesar Rp 44,8 triliun.
Pencapaian kinerja tersebut juga dapat dilihat dari beberapa indikator rasio keuangan, yaitu EBITDA 2020 sebesar Rp 2,42 triliun atau 4% lebih tinggi dari target RKAP 2020 yang sebesar Rp 2,36 triliun dengan rasio likuiditas perusahaan (rasio lancar) per akhir 2020 sebesar 2,95 kali atau 15% lebih baik dari target RKAP 2020 sebesar 2,57 kali.
Baca Juga: Ada pandemi, klaim asuransi jiwa pada 2020 turun
“Begitu juga dengan rasio Yield on Investment perusahaan per akhir 2020 sebesar 7% atau 75% lebih tinggi dari target RKAP 2020 yang sebesar 4%,” kata Direktur Keuangan dan Umum IFG Rizal Ariansyah dalam keterangan resmi, Senin (22/3).
Saat ini, IFG berfokus pada pembenahan tata kelola perusahaan dan anggota holding. Perusahaan berkomitmen mewujudkan tata kelola perusahaan yang lebih baik dalam menjalankan tiga perannya yaitu perencana keuangan, penggalangan dana, dan pengelolaan investasi.
“Untuk financial planning, kami memiliki peran untuk ikut serta dalam penyusunan RKAP dan cost control perusahaan anggota holding,” jelas dia.
Sementara itu, IFG juga melakukan penggalangan dana untuk kebutuhan permodalan anak usaha melalui PMN, penerbitan obligasi melalui pasar modal, dan utang bank. Dengan peringkat AAA dari Pefindo, IFG berpeluang menerbitkan obligasi dengan biaya yang jauh lebih rendah, sehingga terjadi penghematan biaya.
Baca Juga: MNC Insurance hadirkan layanan asuransi online Hario
Dari sisi investasi, IFG sebagai holding perasuransian dan penjaminan juga melakukan monitoring pengelolaan portofolio investasi anggota holding, sehingga terjadi pengelolaan yang transparan untuk menjaga return investasi yang baik dan risikonya rendah.
"Sistem pengelolaan dan monitoring investasi di IFG akan mulai ditingkatkan menuju fase digitalisasi sehingga dapat dipantau secara realtime seirama dengan program pemerintah yaitu transformasi digitalisasi 4.0 melalui dashboard investasi IFG yang terintegrasi," terangnya.
Dalam pengelolaan portfolio investasi ini IFG juga melibatkan anak perusahaan lain yang bergerak di bidang investasi dan capital market diantaranya PT Bahana TCW Investment Management dan PT Bahana Sekuritas untuk berkolaborasi membantu pengelolaan investasi anak perusahaan lainnya.
Perbaikan dan peningkatan tata kelola investasi dilakukan secara menyeluruh agar pengelolaan investasi lebih prudent, berkinerja baik dan memenuhi ketentuan yang berlaku. Investasi yang dilakukan oleh IFG berdasarkan prinsip LDI (Liabilities Driven Investment) yaitu skema investasi yang berfokus untuk memenuhi kewajiban keuangan.
Baca Juga: Anggota DPR ini sebut OJK lemah dalam pengawasan terhadap kasus Kresna Life
IFG juga membangun kerjasama yang baik dengan perbankan untuk memberikan layanan keuangan yang baik untuk group dalam hal penempatan dana, reciprocal business serta pengelolaan permodalan.
Dengan adanya holding, ia menyebut, IFG Group memiliki daya tawar yang lebih baik terhadap mitra-mitra investasi sehingga mendapatkan manfaat dari sinergi pengelolaan investasi.
"Sebagai bagian dari ekosistem industri keuangan, IFG akan terus bekerjasama dengan semua stakeholders untuk membangun industri keuangan yang sehat. Hal ini sejalan dengan amanah pemerintah saat mendirikan IFG," pungkasnya.
Selanjutnya: P2P lending siapkan super financial app bagi para penggunanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News