Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan sektor properti dinilai akan pulih tahun ini. Hal tersebut membuat emiten-emiten properti memproyeksikan target pendapatan pra penjualan atau marketing sales dapat bertumbuh lebih baik.
Pengembang properti, PT Intiland Development Tbk (DILD) misalnya yang optimistis tahun ini akan ada pemulihan bagi sektor properti. Corporate Secretary DILD Theresia Rustandi mengatakan, pasar di tahun 2022 akan ada pertumbuhan yang baik bagi industri properti, khususnya di sektor perumahan.
“Hal tersebut dinilai berdasarkan aktivitas pasar yang sudah mulai bergerak kembali dan pemberian Insentif kebijakan pemerintah juga menjadi salah satu pendorong pertumbuhan sektor properti,” kata Theresia saat dihubungi Kontan, Jumat (4/3).
Emiten berkode saham DILD tersebut memasang target pra penjualan atau marketing sales dapat mencapai Rp 2,4 triliun di tahun ini atau naik 46% dari realisasi marketing sales tahun 2021 senilai Rp 1,64 triliun.
Baca Juga: Awal Maret 2022, Penyaluran Dana FLPP Telah Mencapai Rp 2,24 Triliun
Optimisme tersebut utamanya didorong pula oleh realisasi marketing sales DILD di tahun 2021 yang melonjak 75% dari capaian realisasi marketing sales tahun 2020 senilai Rp 937 miliar.
Adapun target marketing sales di tahun 2022 dikalkulasikan DILD dari proyek-proyek dengan komposisi 55% perumahan landed, 35% mixed-use & highrise, dan 11% dari kawasan industri. Sejauh ini, kontribusi penjualan terbesar Intiland ada di sektor perumahan landed (rumah tapak) sebesar 56% dari total penjualan. Lalu diikuti mixed-use & highrise 24%, kawasan industri 20%.
Terkait pendapatan, DILD mengantongi Rp 1,82 triliun hingga September 2021. Dari sisi lainnya, Intiland mencatatkan rugi bersih senilai Rp 77,321 miliar di kuartal III 2021. Rugi tersebut memburuk dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yakni DILD membukukan laba bersih Rp 39,453 miliar.
Guna memuluskan proyeksi di tahun ini, DILD telah mengalokasikan capex Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk penyelesaian konstruksi dan landed house yang telah terjual.
Sementara itu, PT Pakuwon Jati tbk (PWON) memproyeksikan marketing sales dapat bertumbuh 28,57% di tahun ini. PWON optimistis marketing sales di tahun ini dapat mencapai Rp 1,8 triliun naik 28,57% dari realisasi marketing sales tahun 2021 senilai Rp 1,4 triliun.
PWON akan merilis kembali produk highrise building yang dimiliki yakni Pakuwon Bekasi dan Pakuwon Mall Surabaya. “Rencananya, Pakuwon Bekasi akan dirilis pada kuartal II, sedangkan Pakuwon Mall Surabaya dirilis pada kuartal IV 2022,” ujar Direktur Pengembangan PWON Ivy Wong kepada Kontan, Minggu (6/3).
PWON di tahun ini masih akan fokus pada penjualan segmen rumah tapak di daerah Surabaya. Adapun penjualan properti rumah tapak PWON menjadi kontributor utama pra penjualan perseroan sebesar 52% pada tahun 2021 atau naik 37% dari tahun sebelumnya.
Sebagai Informasi, pada September 2021, pendapatan PWON senilai Rp 3,05 triliun. Dari bottom line, PWON mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 721,97 miliar.
Baca Juga: Respons REI Terkait Penerapan Kebijakan Persetujuan Bangunan Gedung
Selanjutnya, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) yang juga membidik pertumbuhan marketing sales di tahun ini jauh lebih baik. Kendati belum menetapkan target marketing sales untuk tahun ini, namun CTRA optimistis pasar properti akan pulih.
Ketika dihubungi Kontan pada Minggu (6/3), Direktur Utama CTRA Harun Hajadi mengkonfirmasi bahwa harapan CTRA di tahun ini industri properti dapat lebih baik.
Realisasi marketing sales CTRA tahun lalu menjadi modal positif perseroan dalam menghadapi pasar properti di tahun ini. Pada tahun lalu, CTRA telah meraih marketing sales senilai Rp 7,4 triliun naik 48% dari realisasi marketing sales CTRA tahun 2020 senilai Rp 5 triliun.
Capaian tersebut diakui telah melebihi target marketing sales CTRA sebesar Rp 5,9 triliun untuk tahun 2021. “Iya betul demikian capaian marketing sales kami. Namun untuk pendapatan dan laba bersih tahun 2021 masih dalam proses audit,” terang Harun.
Sekedar informasi, hingga kuartal III 2021, CTRA mencatatkan pendapatan senilai Rp 6,64 triliun. Sedangkan, laba bersih yang dicetak CTRA senilai Rp 1,02 triliun.
Menghadapi tahun 2022, segmen rumah hunian masih menjadi fokus CTRA di tahun ini. Pendorongnya adalah raihan marketing sales tahun lalu banyak disokong oleh segmen rumah hunian yakni menyumbangkan 82% dari total raihan marketing sales tahun 2021.
Di tahun ini, CTRA akan menggarap 5 proyek rumah hunian yang berlokasi di Medan dan sekitarnya, daerah Jabodetabek, Surabaya dan Jawa tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News