kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha Rusia Gelar Sayembara Kepala Vladimir Putin, Berhadiah Rp 14 Miliar


Jumat, 04 Maret 2022 / 11:30 WIB
Pengusaha Rusia Gelar Sayembara Kepala Vladimir Putin, Berhadiah Rp 14 Miliar

Sumber: Marca,Marca,Daily Mail | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Seorang pengusaha Rusia telah menawarkan hadiah senilai US$ 1 juta atau setara dengan Rp 14 miliar untuk penangkapan Vladimir Putin. Dia bahkan memposting poster 'Dicari: Mati atau Hidup' secara online.

Melansir Dailymail.co.uk, Alex Konanykhin mengatakan dalam postingannya di Facebook dan LinkedIn bahwa dia akan membayarkan sejumlah uang untuk penangkapan Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum internasional.

Konanykhin mengklaim bahwa Putin bukan Presiden Rusia karena dia telah membunuh lawannya.

Postingan itu termasuk poster tiruan yang berbunyi: 'Dicari: Mati atau Hidup. Vladimir Putin. Untuk Pembunuhan Massal'.

Setelah Facebook melarang postingan tersebut, Konanykhin bersikeras bahwa dia tidak meminta orang untuk membunuh Putin dan ingin dia 'diadili'.

Baca Juga: Agresi Militer Rusia ke Ukraina Hancurkan Proyek Sabuk dan Jalan China

Tawaran Konanykhin datang seminggu setelah Putin menyetujui invasi Rusia ke Ukraina, yang telah menyebabkan kematian lebih dari 2.000 warga sipil Ukraina.

Dalam postingannya di LinkedIn, Konanykhin menulis: "Saya berjanji untuk membayar US$ 1.000.000 kepada petugas yang, sesuai dengan tugas konstitusional mereka, menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional.

"Putin bukan presiden Rusia karena ia berkuasa sebagai hasil dari operasi khusus meledakkan gedung-gedung apartemen di Rusia, kemudian melanggar Konstitusi dengan menghilangkan pemilihan umum yang bebas dan membunuh lawan-lawannya. Sebagai seorang etnis Rusia dan warga negara Rusia, saya melihatnya sebagai kewajiban moral saya untuk memfasilitasi denazifikasi Rusia. Saya akan melanjutkan bantuan saya ke Ukraina dalam upaya heroiknya untuk menahan serangan gencar Orda Putin,” paparnya.

Baca Juga: Telepon Putin yang Menakutkan, Yang Terburuk Bakal Segera Datang



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×