kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penembakan di Atlanta Amerika: 8 tewas termasuk 6 wanita keturunan Asia


Rabu, 17 Maret 2021 / 22:15 WIB
Penembakan di Atlanta Amerika: 8 tewas termasuk 6 wanita keturunan Asia

Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Delapan orang, enam di antaranya perempuan keturunan Asia, ditembak mati dalam serangkaian serangan di day spa di kawasan Atlanta, Amerika Serikat pada Selasa (16/3). 

Dan, mengutip Reuters, seorang pria yang dicurigai melakukan semua penembakan ditangkap beberapa jam kemudian di daerah Selatan Georgia.

Meskipun pihak berwenang menolak untuk mengungkap kemungkinan motif kekerasan tersebut, serangan tersebut mendorong unit kontra-terorisme Departemen Kepolisian New York (NYPD) untuk mengumumkan pengerahan patroli tambahan di komunitas Asia sebagai tindakan pencegahan.

Peristiwa itu terjadi mulai sekitar jam 5 sore waktu setempat, ketika empat orang tewas dan satu lagi cedera dalam penembakan di Young’s Asian Massage di Cherokee, sekitar 40 mil sebelah Utara Atlanta, Kapten Jay Baker dari Departemen Sheriff  Cherokee mengatakan.

Baca Juga: China bakal berang, Taiwan perkuat pasukan yang siap perang di Laut China Selatan

Dua perempuan keturunan Asia termasuk di antara yang tewas bersama seorang wanita kulit putih dan seorang pria kulit putih, kata Baker yang menambahkan, korban yang masih hidup adalah seorang pria Hispanik.

Di Atlanta, petugas polisi menanggapi panggilan "perampokan sedang berlangsung" sebelum jam 6 sore, dan tiba di salon kecantikan Gold Spa lalu menemukan tiga wanita ditembak mati, Kepala Polisi Rodney Bryant mengatakan kepada wartawan.

Saat menyelidiki laporan penembakan awal, para petugas dipanggil ke spa terapi aroma terpisah di seberang jalan, di mana seorang wanita ditemukan tewas karena luka tembak, menurut Bryant. Keempat korban yang terbunuh di Atlanta adalah keturunan Asia.

Lonjakan kejahatan kebencian dan diskriminasi

Robert Aaron Long, 21 tahun, dari Woodstock, Cherokee, ditahan sekitar pukul 8:30 malam di Crisp County, sekitar 240 km Selatan Atlanta. Foto Long, yang berkulit putih, dirilis oleh pihak berwenang.

Baca Juga: AS: China bertindak lebih agresif di Laut China Timur dan Laut China Selatan

Baker mengatakan kepada Reuters melalui telepon, penyelidik "sangat yakin" tersangka yang sama adalah pria bersenjata dalam ketiga penembakan tersebut. 

Pernyataan terpisah dari Departemen Kepolisian Atlanta menyebutkan, tersangka terkait dengan semua serangan dengan bukti video dari tempat kejadian perkara. Penyelidik masih bekerja "untuk memastikan dengan pasti", penembakan di Atlanta dan Cherokee ada kaitannya.

Menurut Baker, Long terlihat di Selatan Georgia, jauh dari tempat kerjadian perkara, setelah polisi di Cherokee mengeluarkan buletin yang memberikan deskripsi dan pelat nomor kendaraan yang terlibat dalam serangan itu.

Dia ditangkap tanpa insiden setelah pengejaran di jalan raya oleh polisi Negara Bagian Georgia dan deputi Sheriff County Crisp, yang menggunakan manuver taktis mengemudi untuk menghentikan kendaraan tersangka.

Baca Juga: AS dan Jepang peringatkan China atas pemaksaan juga perilaku destabilisasi di kawasan

Pihak berwenang menyatakan, motif tersangka tidak segera jelas, dan belum ditentukan apakah para korban menjadi sasaran karena ras atau etnis mereka.

Tetapi, unit anti-terorisme NYPD mengatakan di Twitter pada Selasa malam, meskipun tidak ada hubungan yang diketahui ke Kota New York, departemen tersebut "akan menyebarkan aset ke komunitas Asia kami yang hebat di seluruh kota karena kewaspadaan yang tinggi".

Kekerasan di Georgia terjadi beberapa hari setelah Presiden AS Joe Biden berpidato yang disiarkan televisi secara nasional untuk mengutuk lonjakan kejahatan kebencian dan diskriminasi terhadap orang Asia-Amerika baru-baru ini. 

Kelompok hak-hak sipil sebelumnya menyebutkan, mantan Presiden Donald Trump berkontribusi pada tren tersebut dengan berulang kali menyebut virus corona sebagai "virus China" karena pertama kali muncul di sana.

Selanjutnya: Swedia: Rusia bisa jadi pemenang dalam perang lawan NATO, dengan merebut Eropa Utara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×