Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) mencatatkan kinerja yang gemilang di 9 bulan pertama tahun ini. Mulai dari volume produksi, volume penjualan, rata-rata harga jual (ASP), hingga pendapatannya meningkat. Bahkan, BYAN optimistis pendapatan di sepanjang 2021 menjadi lebih tinggi dari target yang dibidik sebelumnya.
Direktur Bayan Resources, Jenny Quantero menjelaskan, walaupun dampak pandemi berimbas pada dunia usaha pertambangan namun operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik dan dapat melanjutkan pembangunan infrastruktur pertambangan.
Jenny memaparkan, pada periode 9 bulan pertama 2021 perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar US$ 1,74 miliar atau naik dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang senilai US$ 1 miliar.
Baca Juga: Simak kinerja mentereng Bayan Resources (BYAN) hingga kuartal III-2021
"Kenaikan ini disebabkan harga jual rata-rata yang naik signifikan lebih tinggi dibandingkan 9 bulan 2020, diikuti dengan volume penjualan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama di 2020," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Senin (29/11).
Jenny memaparkan, produksi batubara, dalam 9 bulan pertama 2021, mencapai sebesar 27,3 MT lebih tinggi 27% dibandingkan periode yang sama 2020 sebesar 21,5 MT
Adapun volume penjualan batubara di 9 bulan 2021 sebesar 29,3 MT dengan harga jual rata-rata US$ 59,7/MT. Di periode yang sama pada tahun lalu, volume penjualan BYAN sebesar 26 MT dengan harga jual rata-rata US$ 38,6/MT.
Khusus di kuartal III 2021, realisasi volume penjualan BYAN sebesar 9,6 juta ton atau tumbuh 7,86% yoy dibandingkan kuartal III 2020 yang sebesar 8,9 juta ton. Pada periode ini, cakupan pasar BYAN masih didominasi dari Filipina sebanyak 28%, diikuti ke Tiongkok 17%, Korea 14%, Indonesia 11%, India 10%, Malaysia 10%, dan sisanya 10% ke negara lainnya.
Di sepanjang tahun ini, BYAN mengantisipasi anggaran belanja modal senilai US$ 170 juta sampai dengan US$ 190 juta. Jenny menjelaskan, sebagian besar dana capex di tahun ini dialokasikan untuk berbagai proyek ekspansi di tambang seperti lanjutan pembangunan dan jalur pengangkutan batubara yang baru sepanjang 100 km menuju sungai Mahakam dan fasilitas pemuatan tongkang di Muara Pahu di Sungai Mahakam.
Selain itu, capex juga digunakan untuk membiayai kelanjutan pengaspalan dan peningkatan kualitas jalur pengangkutan batubara menuju Senyiur sepanjang 60 km yang sudah ada. Belanja modal ini juga digunakan untuk keperluan ekspansi lainnya.
Adapun sampai dengan September 2021, BYAN telah menyerap capex senilai US$ 100,8 juta atau lebih kecil dibandingkan budget yang senilai US$ 127,1 juta. "Pengeluaran aktual yang lebih kecil dibandingkan budget karena keterlambatan progres pembangunan jalan pengangkut batubara menuju sungai Mahakam dan dermaga Muara Pahu," jelasnya.
Di 2021, sebelumnya BYAN menargetkan pendapatan senilai US$ 1,4 miliar sampai dengan US$ 1,6 miliar. Nyatanya, sampai dengan September 2021, target tersebut telah tercapai yakni sebesar US$ 1,74 miliar.
Direktur BYAN, Russell Neil memaparkan seperti yang diketahui, harga batubara naik sangat tinggi di luar dari yang diantisipasi perusahaan saat membuat target pendapatan tersebut. Di sisi lain, BYAN juga mencatatkan kenaikan volume penjualan dan produksi sehingga proyeksi pendapatan sampai dengan tutup tahun akan menjadi lebih tinggi.
"Maka dari itu, kami proyeksikan pendapatan di tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan guidance sebelumnya sehingga pendapatan diproyeksikan ditutup di kisaran US$ 2,6 miliar sampai dengan US$ 2,9 miliar," kata Russell.
Mengenai agenda bisnis di tahun depan, Russell mengatakan, pihaknya akan terus melanjutkan pengembangan bisnis seperti melanjutkan konstruksi jalan angkut batubara, fasilitas pemuatan tongkang baru, serta pengembangan Balikpapan Coal Terminal (BCT).
Sebagai informasi saja, saat ini BCT memiliki kapasitas 24 juta MT dengan 14 stockpile dan total kapasitas penimbunan (stockpile) sebesar sekitar 1 juta MT. Masing-masing stockpile dapat menampung hingga 65.000 MT batubara. Proses pemuatan batubara di BCT dikontrol secara komputerisasi.
BCT saat ini terdiri atas 2 dermaga, yaitu dermaga yang mengelola pemuatan (inloading) batubara dan dermaga yang mengelola ekspor batubara. Dermaga ekspor dapat memuat penuh kapal panamax dan memuat sebagian kapal capesize. Di tahun lalu, BCT memulai pembangunan 4 unit stockpile dan conveyor baru dengan kapasitas sekitar 500.000 MT.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News