Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
Dalam prospektus akuisisi yang dipublikasikan pada Desember 2020, Mega Corpora disebut berkomitmen mengembangkan Bank Harda menjadi bank yang akan melayani para nasabah dengan menggunakan platform teknologi digital serta menjadikan bank jadi lebih kuat dan berdaya saing agar bisa menjadi bank berskala nasional.
OJK telah memberi lampu hijau bagi bank digital bisa beroperasi tanpa harus memiliki kantor cabang fisik. Itu tercantum dalam sub bahasan di rancangan Peraturan OJK tentang Bank Umum yang sedang digodok dan ditargetkan diluncurkan semester I ini. Namun, aturan detail yang akan jadi pijakan bagi bank digital di Indonesia masih belum ada.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I OJK Teguh Supangkat mengatakan, bank digital saat ini masih mengacu ke pengaturan aktivitas sebagai digital bank dan itu ada di POJK Managemen Resiko Teknologi Informasi (MRTI). OJK baru akan mengkaji untuk membuat aturan lebih rinci setelah POJK Bank Umum selesai.
Baca Juga: Pandemi bikin operasional bank jadi tak efisien
Sementara itu, Bank Digital BCA ditargetkan akan meluncur tahun ini. Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menjelaskan, bank itu akan hadir lewat aplikasi super canggih yang akan menggarap seluruh segmen usia.
"Tidak anya untuk milenial, BCA Digital juga hadir bagi masyarakat yang sudah terbiasa dan lebih memilih bertransaksi dengan teknologi digital (Digital Savvy)," jelasnya.
Untuk tahap awal, BCA Digital hanya akan fokus pada layanan pendanaan dulu. Bank ini akan memfasilitasi berbagai transaksi perbankan digital melalui aplikasi digital berbasis smartphone.
Layanan kredit baru akan diluncurkan tahap berikutnya. Nantinya, penyaluran kredit akan menyasar segmen individual, individual bisnis, UMKM, dan juga retail.
Sementara konsep digital yang diusung Bank Jago disebut tidak akan berkompetisi secara langsung dengan layanan digital yang sudah dimiliki bank lain.
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar sebelumnya menjelaskan, konsep digital yang dilakukan adalah lewat bekerjasama dengan semua platform dalam ekosistem digital.
Bank Jago akan bekerjasama dengan platform mulai dari e-commerce, aplikasi jasa penyedia transportasi, industri travel, online shop, hiburan, hingga pembayaran digital dan fintech lending.
Posisi Bank Jago di industri bank digital telah diperkuat dengan masuknya Gojek sebagai investor dengan menggengam 22% sahamnya. Lewat kolaborasi strategis tersebut, Go-Jek sebagai penyedia layanan on-demand dan aplikasi pembayaran akan menyediakan layanan perbankan di platformnya sehingga pelanggan Gojek dapat membuka rekening Bank Jago dan mengelola keuangan lebih mudah lewat aplikasi Gojek.
Selanjutnya: Pertumbuhan ekonomi dan bisnis digital bakal berlanjut, simak rekomendasi para pakar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News