Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
PT Amartha Mikro Fintek juga mengatakan, secara umum, Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp 5 triliun untuk pembiayaan produktif. Di tahun 2021, hingga bulan November, lebih dari Rp 2 triliun pembiayaan disalurkan kepada mitra Amartha.
"Penyaluran ini bertumbuh 2,5 kali lipat yoy sejak awal pandemi di tahun 2020 lalu, yang sempat turun signifikan mengingat lockdown pertama kali diumumkan oleh pemerintah dan memberi dampak besar bagi berbagai sektor," ungkap Andi Taufan Garuda Putra, CEO Amartha.
Andi menjelaskan bahwa, faktor pendorongnya ada banyak. Secara internal, Amartha sendiri menerapkan kebijakan yang lebih kondusif terhadap penyaluran pendanaan, seperti optimasi machine learning dalam menentukan credit scoring yang akurat, sehingga pinjaman yang ditetapkan sesuai dengan kemampuan bayar mitra.
Menurutnya, ekspansi ke Sumatra dan Sulawesi juga berperan besar terhadap pertumbuhan Amartha di tahun ini. Karena, performa bisnis di luar Jawa terbilang stabil dan mampu menghasilkan kinerja keuangan yang sehat. Sekitar lebih dari 60% penyaluran Amartha disalurkan ke luar pulau Jawa, yang performanya bertumbuh positif.
"Selain itu, kondisi pandemi yang semakin membaik juga turut memengaruhi usaha mitra, sehingga mereka dapat mengembangkan potensi usahanya," katanya.
Baca Juga: Bank Mandiri bidik transaksi di Festival Diskon Nasional 2021
Amartha menargetkan penyaluran pembiayaan hingga Rp 2,5 triliun di akhir tahun 2021. Amartha juga menargetkan untuk dapat menjangkau satu juta mitra di akhir tahun nanti.
"Kami optimis target tersebut dapat tercapai, mengingat saat ini penyaluran di 2021 sudah mencapai dua triliun lebih, dan jumlah mitra sudah mencapai 900.000 lebih," tambah Andi.
Di tahun depan, Amartha juga optimis dapat menyalurkan pendanaan lebih banyak lagi ke luar pulau Jawa. Sekitar Rp 1 triliun pihaknya targetkan dapat tersalurkan di wilayah Sulawesi. Dan Rp 1 triliun, khusus untuk wilayah Sumatra Selatan saja.
"Jadi, sudah dipastikan wilayah Sumatra mendapat porsi yang cukup besar, jika melihat untuk Sumsel saja mendapat porsi satu triliun," ujar Andi.
Andi menerangkan, lebih dari 60% sektor produktif di Amartha bergerak di industri perdagangan, seperti warung kelontong, warung makan, warung sayur, warung kopi, dan lain-lain.
"Inilah sektor yang terbilang stabil performanya. Karena, demand dari sektor ini tetap tinggi meskipun kondisi sedang pandemi. Ke depannya, sektor ini tetap berpotensi untuk bertumbuh lebih baik," ucap Andi.
Dalam menjaga kinerja perusahaan kedepan, Amartha senantiasa berupaya untuk mengajak banyak pihak untuk bersama-sama mendongkrak potensi UMKM dengan menyalurkan pendanaan melalui Amartha. Jadi kata Andi, ke depannya kolaborasi dengan berbagai institusi akan tetap pihaknya lakukan, baik dengan perbankan maupun institusi lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News