Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
Direktur Eksekutif AFPI Kuseryansyah pun menjelaskan bahwa memang saat ini asosiasi masih mengkaji ulang kesepakatan bunga pinjaman yang sebesar 0,4% per hari yang dinilai pemain cukup rendah. Sebagai gantinya, Kus juga bilang pihaknya juga sedang mengkaji agar biaya layanan bisa semakin terjangkau.
Salah satu alasan AFPI mengkaji ulang aturan bunga tersebut ialah dikarenakan ada keluhan para pemain fintech yang merasakan ada penurunan pendapatan. Oleh karenanya, AFPI terus melakukan analisa bagaimana agar pendapatan pemain ini tetap stabil.
“Sekarang kami sedang pada tahap analisa. Kalaupun nanti sekiranya ada kenaikan pasti itu sangat segmented dan tidak akan kembali ke seperti semula di 0,8% per hari,” ujar Kus.
Sementara itu, Kus juga menjelaskan bahwa bunga yang rendah ini sejatinya tidak terlalu berdampak pada imbal hasil yang bisa didapatkan lender. Sebagai informasi, rata-rata imbal hasil yang bisa dipetik seorang lender berada di kisaran 12% hingga 18% per tahun.
Ia menyebutkan bahwa selama ini pemain fintech lending ini tidak menurunkan imbal hasil yang bisa didapatkan oleh lender. Adapun, beberapa pemain ini meningkatkan jumlah ticket size dari peminjam supaya kepentingan lender masih bisa terakomodir.
“Kita mau adjustment yang akan kita lakukan ini agar tidak mengurangi momentum pertumbuhan industri ini,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News