kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemain fintech dompet digital giat berekspansi ke bisnis pembiayaan


Kamis, 06 Mei 2021 / 09:10 WIB
Pemain fintech dompet digital giat berekspansi ke bisnis pembiayaan

Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi meningkatkan pelayanannya, pemain dompet digital ramai-ramai melakukan ekspansi ke bisnis lending. Beberapa bahkan mengakuisisi pemain fintech P2P lending untuk melakukan ekspansi tersebut.

Terbaru, ada LinkAja yang mengakuisisi fintech IGrow untuk memberikan pembiayaan khususnya bagi sektor produktif. Hal tersebut dinilai sejalan dengan tujuan LinkAja untuk mendorong inklusi keuangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui kemandirian ekonomi.

“Perluasan lini usaha di bidang pembiayaan merupakan langkah nyata LinkAja dalam memberikan kemudahan akses keuangan dan ekonomi, terutama kepada masyarakat kelas menengah ke bawah serta UMKM,” ungkap Direktur Utama LinkAja, Haryati Lawidjaja.

Baca Juga: Hingga kuartal I 2021, total pembiayaan syariah Investree capai Rp 384,8 miliar

Selain LinkAja, ada pula OVO yang bekerjasama dengan Taralite sejak tahun 2019 untuk membantu memberikan pinjaman pada sektor produktif. Kerjasama tersebut dinilai merupakan wujud misi OVO untuk melakukan transformasi digital, khususnya bagi pelaku UMKM.

“Dalam hal ini dikhususkan untuk membangun UMKM agar dapat semakin berkembang dan maju sekaligus untuk membantu pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional di Indonesia,” ujar Head of Corporate Communication OVO, Harumi Supit kepada Kontan.co.id.

Harumi mengungkapkan bahwa tujuan dari OVO untuk masuk ke bisnis peminjaman ialah karena mengingat masih ada lebih dari 70% UMKM atau sekitar 44 juta UMKM yang tidak dapat mengakses pinjaman modal atau seiring disebut masyarakat unbanked dan underbank.

“OVO terus berupaya mendukung akses bagi para pelaku UMKM di Indonesia yang membutuhkan pinjaman, salah satunya juga melalui kolaborasi dengan Bank BRI,” tambah Harumi.

Baca Juga: Melalui MDI Ventures, Telkom suntik pendanaan seri C untuk Cermati

Tak hanya di sektor produktif, beberapa pemain dompet digital lainnya juga melakukan ekspansi ke bisnis peminjaman namun lebih ke sektor konsumtif. Ambil contoh, ada GoPay yang saat ini memiliki layanan paylater bekerjasama dengan Findaya.

Sepanjang 2020, layanan paylater yang dimiliki GoPay menjadi salah satu yang cukup diminati. Jumlah transaksinya pun melonjak hingga 3,3 kali lipat dan sudah bermitra dengan beberapa e-commerce seperti Blibli, JD.id, dan Zalora.

"Dalam waktu dekat, kami juga memiliki kolaborasi strategis dengan bank jago yang nantinya masyarakat dapat membuka rekening bank Jago dan mengatur keuangan mereka lebih mudah hanya melalui aplikasiGgojek," ujar Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata. 

Sama halnya dengan Gopay, DANA juga telah bermitra dengan fintech P2P lending untuk menyediakan layanan Paylater. Hanya saja, tak disebutkan mitra yang bekerjasama tersebut namun DANA melihat potensi bisnis lending memang cukup besar ke depan dan masih akan mengembangkannya bersama mitra.

Baca Juga: Daftar 86 perusahaan pinjol ilegal terbaru per April 2021 menurut OJK

“Besarnya potensi digital ini semakin menguatkan berbagai pihak, seperti perusahaan finansial teknologi dan bank untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem digital finansial di Indonesia,” ungkap senior VP of Product Dana Rangga Wiseno.

Rangga juga bilang bahwa pihaknya tak menutup kemungkinan akan memberikan layanan pembiayaan baru untuk seluruh mata rantai perekonomian. Hal tersebut merupakan wujud upaya DANA dalam memenuhi kebutuhan pengguna.

Meskipun beberapa pemain dompet digital sudah mulai melakukan upaya ekspansi ke bisnis lending, tampaknya masih ada satu pemain yaitu ShopeePay yang masih tetap berfokus pada bisnis uang elektronik. “Kami tidak ada rencana masuk P2P lending,” ujar Cindy Candiawan, Head of Campaigns and Growth Marketing ShopeePay.

Selanjutnya: Jelang Lebaran, waspadai iming-iming dan godaan dari pinjol ilegal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×