Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi
"Kondisi setelah AS dan sekutunya yang sepakat untuk melepaskan puluhan juta barel minyak dari cadangan mereka guna mencoba menenangkan pasar, gagal memenuhi beberapa harapan," kata Nanang.
Selain itu, fluktuasi dari pergerakan indeks dolar pun turut memberi andil atas pergerakan minyak.
Nanang memproyeksikan harga minyak berpotensi bisa kembali bergerak di atas US$ 80 karena kuota produksi yang diperkirakan tidak adan ada perubahan dalam pertemuan OPEC di 2 Desember mendatang.
Harga minyak di akhir tahun ini, Nanang prediksikan berada di US$80-US$85 per barel. Selain itu, untuk tahun depan akan menapaki area barunya U$100 per barel. Hal tersebut dikarenakan masing-masing negara tengah berupaya bangkit untuk bisa pulih dari pandemi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News