kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pefindo beri rating A untuk obligasi dan sukuk mudharabah Wijaya Karya


Sabtu, 26 Desember 2020 / 08:30 WIB
Pefindo beri rating A untuk obligasi dan sukuk mudharabah Wijaya Karya
ILUSTRASI. Pefindo tetapkan peringkat A untuk oligasi dan sukuk mudharabah Wijaya Karya.

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat A untuk obligasi berkelanjutan I/2020 yang diterbitkan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dengan total nilai maksimum sebesar Rp 4 triliun. Pefindo juga menetapkan peringkat A untuk sukuk mudharabah I/2020 dengan total nilai maksimum sebesar Rp 1 triliun.

Hasil dari instrumen obligasi akan digunakan untuk refinancing obligasi Komodo milik WIKA. Sedangkan dana dari Sukuk Mudharabah akan digunakan untuk modal kerja untuk proyek infrastruktur dan gedung yang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah di pasar modal. Prospek dari peringkat perusahaan adalah stabil.

Pefindo menyatakan obligor dengan peringkat A memiliki kapasitas yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya dibandingkan dengan obligor Indonesia lainnya. Namun, Obligor agak lebih rentan terhadap pengaruh buruk perubahan keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan Obligor berperingkat lebih tinggi.

Baca Juga: Ini daftar SUN seri benchmark terbaru untuk tahun 2021

“Peringkat tersebut mencerminkan posisi pasar WIKA yang kuat di industri konstruksi nasional, sumber pendapatan yang beragam, dan fleksibilitas keuangan yang kuat. Peringkat tersebut dibatasi oleh leverage keuangan yang tinggi dalam jangka pendek hingga menengah, risiko ekspansi ke bisnis baru, dan lingkungan bisnis yang relatif tidak stabil,” mengutip pernyataan resmi Pefindo pada Jumat (25/12).

Pefindo melanjutkan peringkat dapat dinaikkan jika WIKA secara signifikan memperkuat posisi pasarnya di industri konstruksi dalam negeri. Ini mencerminkan dari pencapaian pendapatan dan EBITDA yang ditargetkan secara berkelanjutan, sambil menunjukkan arus kas yang lebih stabil yang didukung oleh bisnis yang lebih terdiversifikasi.

“Peringkat dapat diturunkan jika Perusahaan menimbulkan utang yang lebih tinggi secara signifikan daripada yang diproyeksikan tanpa peningkatan EBITDA yang sesuai secara berkelanjutan,” tambahnya.

Asal tahu saja, WIKA adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) konstruksi terbesar di Indonesia berdiri pada 1961. Perusahaan sedang mengembangkan bisnisnya ke bidang properti, realty, investasi, energi, pracetak, dan teknik konstruksi.

Baca Juga: Peringkat utang Indonesia tetap BBB+ versi Japan Credit Rating, ini penyebabnya

“Sebagai perusahaan konstruksi BUMN, WIKA memiliki partisipasi yang tinggi dalam proyek-proyek strategis pemerintah, seperti proyek kereta api kecepatan tinggi. Pada 30 September 2020, pemegang sahamnya adalah pemerintah Indonesia 65,05% dan publik 34,95%,” pungkas Pefindo.

Selanjutnya: Indeks obligasi bakal menggeliat di awal tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×