kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasien virus corona parah bisa pulih dengan ganja? Berikut hasil penelitiannya


Selasa, 09 Maret 2021 / 11:35 WIB
Pasien virus corona parah bisa pulih dengan ganja? Berikut hasil penelitiannya

Sumber: Jerusalem Post | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Sebuah tim peneliti di Rabin Medical Center di Beilinson, Israel, menguji cannabidiol (CBD) oil terhadap 11 pasien virus corona baru dalam kondisi serius. Penelitian itu menunjukkan hasil yang menjanjikan.

CBD oil merupakan senyawa nonintoksikasi yang diekstrak dari tanaman ganja.

Mengutip The Jerusalem Post, dari 11 pasien, 8 di antaranya mengalami pemulihan atas infeksi yang mereka derita, yang diketahui menyebabkan kematian pada pasien Covid-19, yang mengarah pada kesembuhan mereka antara tujuh dan 30 hari kemudian. 

Tiga pasien lainnya meninggal karena penyakit mereka.

Baca Juga: Ini penjelasan mengapa golongan darah A lebih berisiko terserang Covid-19

Para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Moshe Yeshurun, Kepala Unit Sumsum Tulang Rabin Medical Center, menekankan, temuan ini masih awal dan terlalu terbatas untuk mendapatkan kesimpulan konkret tentang pengaruh ganja pada jangka waktu penyakit.

Tapi, temuan itu membenarkan penelitian lanjutan dengan kelompok pasien Covid-19 yang lebih besar.

Studi yang lebih luas

Yeshurun ​​dan timnya memutuskan untuk menguji CBD oil pada pasien Covid-19 karena keberhasilan yang mereka lihat dalam mengurangi infeksi pada pasien yang telah menjalani transplantasi sumsum tulang dengan ekstrak ganja itu. 

Pasien yang menerima transplantasi sumsum tulang berisiko mengalami komplikasi, jika sel yang ditransplantasikan dari donor mengidentifikasi penerima sebagai benda asing.

Baca Juga: 25 Gejala virus corona menurut WHO, dari yang paling umum hingga baru

Hal itu bisa memicu reaksi yang mengarahkan sel yang disumbangkan untuk menyerang pasien yang menerima transplantasi. Yeshurun ​​dan timnya menemukan, CBD oil meminimalkan risiko itu.

"Setelah memberikan minyak ganja, kami melihat penurunan tanda-tanda infeksi dan ini pasti mendorong dan memberikan dasar untuk melanjutkan penelitian," kata Dr. Iliya Kagan, Kepala Unit Perawatan Intensif Rabin Medical Center tentang studi terbaru terhadap pasien Covid-19.

Kagan mengatakan, setelah diberikan CBD oil, penurunan kondisi beberapa pasien, yang semuanya dalam kondisi serius, berhenti. "Meskipun masih terlalu dini untuk menentukan dengan pasti bahwa itu adalah hasil dari ganja," ujar dia, seperti dilansir The Jerusalem Post.

Menurut Kagan, Rabin Medical Center sekarang merekrut pasien Covid-19 untuk berpartisipasi dalam studi yang lebih luas untuk mengeksplorasi efek CBD oil dan apakah itu akan mendukung temuan awal yang optimistis.

Selanjutnya: 7 Gejala virus corona varian baru Inggris B.1.1.7, waspada!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×