Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Genewa. Pandemi corona belum berakhir dan jumlah kasus COVID-19 semakin bertambah. Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperbarui panduan perawatan Covid-19. Pembaruan ini terutama untuk perawatan pasien Covid-19 secara mandiri di rumah di tengah keterbatasan ruang perawatan rumah sakit.
WHO menganjurkan panduan bagi perawatan pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah harus memiliki oximeter. Hal ini tertuang dalam pedoman tata laksana Covid-19 WHO yang diperbarui pekan lalu, Senin (25/1/2021).
Dalam pedoman berjudul "Covid-19 clinical management: living guidance" di laman resminya, WHO mengatakan ada lima rekomendasi terbaru, yakni:
- Rekomendasi penilaian klinis, termasuk pertimbangan keputusan masuk rumah sakit dan unit peratan intensif (ICU).
- Rekomendasi penggunaan alat oximetri nadi di rumah sebagai bagian dari paket perawatan.
- Rekomendasi bersyarat untuk posisi terjaga atau awake prone positioning saat gejala parah.
- Rekomendasi menggunakan dosis antikoagulan tromboprofilaksis daripada dosis menengah atau terapeutik pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, dan menggunakan anti-koagulan dosis rendah untuk mencegah pembekuan darah.
- Rekomendasi penggunaan paket perawatan (didefinisikan sebagai tiga atau lebih praktik berdasarkan bukti yang disampaikan bersama-sama dan secara konsisten untuk meningkatkan perawatan) yang dipilih secara lokal oleh rumah sakit atau ICU dan disesuaikan seperlunya untuk keadaan lokal pada pasien dengan COVID-19 kritis (sangat kepastian rendah).
Menyoroti poin nomor 2 - pasien Covid-19 yang menjalankan isolasi mandiri di rumah harus menggunakan oximeter nadi ( pulse oximeter)-, juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan bahwa, hal ini agar pasien dapat mengukur kadar oksigen secara mandiri. "Sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah saat (isolasi mandiri) di rumah kesehatan memburuk atau lebih baik dirawat di rumah sakit," jelas Harris dalam pengarahan PBB di Jenewa seperti dilansir Reuters, 26 Januari 2021.
Baca juga: Perlu Anda ketahui, begini efek samping vaksin Covid-19
Dilansir Global News, oximeter akan membantu pasien Covid-19 memantau kadar oksigen. Saat level oksigen pasien terdeteksi menurun, mereka dapat dibawa ke rumah sakit. Oximeter biasanya berukuran kecil dan bisa dibawa ke mana saja.
Alat ini dipasang di ujung jari untuk mengukur tingkat oksigen dalam darah. Saat seseorang dalam kondisi sehat, angka oksimeter akan menunjukkan kisaran angka 95-100 persen. Pulse oximeter digunakan pasien Covid-19 untuk mengukur kadar oksigen, sehingga bisa mencegah terjadinya happy hypoxia yang mengancam jiwa.
Namun penting diingat, alat ini bukan untuk mendeteksi virus. Selain itu, WHO menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap di depan mereka, yang ditujukan untuk meningkatkan alirak oksigen pasien.
Baca juga: Inilah dosis dan jumlah penyuntikkan vaksin Covid-19 agar efektif
"Juga kami merekomendasikan, kami menyarankan penggunaan, anti-koagulen dosis rendah untuk mencegah penggumpalan darah di pembuluh darah. Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah lain,” kata Harris.
Harris menambahkan bahwa tim ahli independen yang dipimpin WHO, yang saat ini berada di kota Wuhan, China - tempat kasus manusia pertama terdeteksi pada Desember 2019, akan meninggalkan karantina dalam dua hari ke depan untuk melanjutkan pekerjaannya dengan para peneliti China di tempat asal virus.
Itulah panduan perawatan pasien Covid-19 di rumah. Tetap patuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk mencegah penyebaran virus corona.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Panduan Baru WHO, Pasien Covid-19 Harus Punya Oximeter di Rumah",
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Penjelasan soal long hauler covid, gejala Covid-19 yang tak kunjung sembuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News