Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
Menurutnya, underlying seperti obligasi secara umum kondusif tahun depan karena ekspektasi penurunan yield yang berpotensi menghasilkan capital gains. Sementara untuk reksadana saham dilihatnya ada beberapa saham yang berpotensi menghasilkan return yang cukup baik tahun depan.
"Jadi reksadana saham juga ada potensi untuk memberi return yang cukup asal mereka memilih saham yang tepat," katanya.
Walaupun memang, secara keseluruhan ia tak menampik bahwa masih akan ada risiko di 2024. Salah satunya adalah ketidakpastian dari peningkatan momentum pemulihan ekonomi China yang berpotensi meningkatkan inflasi global di tahun depan.
Selain itu, kelanjutan risiko geopolitik global seperti perang Russia-Ukraina dan AS-China, serta ketidakpastian terkait pemilu domestik yang bisa membuat investor cenderung menempatkan dana di obligasi di negara maju dibandingkan pasar emerging market.
"Risiko dari sisi global seperti masalah utang AS yang berpotensi kembali muncul sebagai pertimbangkan pelaku pasar," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News