Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada hari Selasa, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengumumkan bahwa Amerika Serikat telah melakukan operasi militer yang berhasil membunuh seorang pemimpin senior ISIS di Suriah pada hari Senin lalu. Tindakan ini merupakan pukulan terbaru bagi kelompok yang pernah menimbulkan ketakutan di Timur Tengah.
Khalid 'Aydd Ahmad al-Jabouri adalah orang yang bertanggung jawab atas perencanaan serangan ISIS di Eropa serta mengembangkan struktur kepemimpinan kelompok tersebut, seperti yang diungkapkan dalam pernyataan resmi tersebut.
Pada puncak kekuasaannya pada tahun 2014, Negara Islam menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah sebelum akhirnya dipukul mundur di kedua negara tersebut.
Baca Juga: Pasca Serangan Mematikan, AS Berjanji Melindungi Personel Mereka di Suriah
Kelompok tersebut saat ini diperkirakan memiliki 5.000 hingga 7.000 anggota dan pendukung yang tersebar antara Suriah dan Irak, dimana sekitar setengah dari mereka adalah pejuang, menurut sebuah laporan PBB yang diterbitkan pada bulan Februari.
Tidak ada warga sipil yang menjadi korban dalam serangan ini, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh CENTCOM. Mereka juga menambahkan bahwa kelompok tersebut "terus menjadi ancaman bagi wilayah tersebut dan sekitarnya".
Dalam pernyataannya, CENTCOM menyebutkan bahwa "meskipun telah mengalami degradasi, kelompok tersebut masih dapat melakukan operasi di wilayah tersebut dengan tujuan untuk menyerang di luar Timur Tengah".
Namun, mereka mengakui bahwa kematian al-Jabouri akan "sementara mengganggu kemampuan kelompok tersebut untuk merencanakan serangan eksternal".
Baca Juga: 10 Negara Termiskin di Dunia 2023, Mana Saja?
Sebuah laporan PBB juga menyatakan bahwa ancaman yang ditimbulkan oleh Negara Islam dan afiliasinya terhadap perdamaian dan keamanan internasional sangat tinggi pada paruh kedua tahun 2022 dan telah meningkat di dalam dan sekitar zona konflik di mana kelompok tersebut beroperasi.
Pada akhir tahun lalu, ISIS mengumumkan bahwa mereka telah menunjuk sosok yang sebelumnya tidak dikenal - Abu al-Hussein al-Husseini al-Quraishi - sebagai pemimpin mereka setelah pemimpin sebelumnya tewas di Suriah selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News