kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.204   62,76   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   11,08   1,01%
  • LQ45 878   11,31   1,31%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 449   6,13   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,20   0,97%
  • IDX80 127   1,37   1,09%
  • IDXV30 135   0,73   0,54%
  • IDXQ30 149   1,60   1,08%

Miliarder Ini Ramal Harga Bitcoin Bisa Meroket ke Level US$ 250.000 di 2023


Rabu, 04 Januari 2023 / 12:10 WIB
Miliarder Ini Ramal Harga Bitcoin Bisa Meroket ke Level US$ 250.000 di 2023
ILUSTRASI. Jatuhnya harga sebagian besar cryptocurrency dan banyaknya skandal menghancurkan pasar ini. KONTAN/Cheppy A. Muchlis

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Protokol Bitcoin berisi sejumlah aturan yang ditulis ke dalam kodenya dan tidak dapat dilanggar. Yang pertama adalah pembatasan jumlah bitcoin: tidak akan pernah ada lebih dari 21 juta bitcoin yang beredar. Gagasan kelangkaan inilah yang membuat nilai bitcoin terjaga.

Setiap 210.000 blok, hadiah penambang untuk mempertahankan jaringan Bitcoin berkurang setengahnya. Oleh karena itu, halving memiliki tujuan ganda: membatasi jumlah bitcoin baru yang beredar di jaringan dan memungkinkan umur panjang blockchain terus berlanjut.

Masalah besar dengan prediksi Draper adalah bahwa ada banyak ketidakpastian seputar industri cryptocurrency saat ini. Salah satunya berkaitan dengan nasib korban dari kebangkrutan kerajaan Sam Bankman-Fried, mantan raja crypto.

Prediksi Standard Chartered

Namun, untuk beberapa pelaku pasar, yang terburuk di pasar kripto belum datang.

Dalam catatan penelitian 5 Desember 2022, Standard Chartered memprediksi harga bitcoin mungkin tenggelam hingga ke level US$ 5.000. 

Mengutip CNBC, prediksi tersebut akan mewakili penurunan 70% dari harga saat ini.

Baca Juga: Ramalan Warren Buffett 5 Tahun Lalu: Kripto Akan Berakhir Buruk

Dalam skenario terburuk Standard Chartered, kejatuhannya seiring dengan saham teknologi.

“Dan sementara penjualan Bitcoin melambat, kerusakan telah terjadi,” kata Eric Robertsen, kepala penelitian global bank tersebut.

Dia menambahkan, “Semakin banyak perusahaan dan bursa crypto menemukan diri mereka dengan likuiditas yang tidak mencukupi, yang menyebabkan kebangkrutan lebih lanjut dan jatuhnya kepercayaan investor terhadap aset digital.” 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×