kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Meski Demonstrasi Pecah di China, Beijing akan Pertahankan Kebijakan Nol-Covid-19?


Selasa, 29 November 2022 / 11:07 WIB
Meski Demonstrasi Pecah di China, Beijing akan Pertahankan Kebijakan Nol-Covid-19?
ILUSTRASI. China telah mengisyaratkan akan tetap berpegang pada kebijakan nol-Covid-19 yang sudah lama berlaku. REUTERS/Aly Song

Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Kasus ini terbukti menjadi titik temu bagi mereka yang marah atas tindakan kejam yang dilakukan untuk membuat orang tetap di rumah.

“Cabut lockdown untuk Urumqi, cabut lockdown untuk Xinjiang, cabut lockdown untuk seluruh China,” teriak puluhan orang di Shanghai, terlihat dalam sebuah video di media sosial.

Pada Minggu malam, sekitar 50 pengunjuk rasa berkumpul di distrik kedutaan Beijing untuk menyanyikan lagu kebangsaan China dan The Internationale, mengikuti contoh protes lain yang meletus di seluruh negeri.

Mereka juga mengangkat lembaran kertas kosong sebagai simbol protes terhadap penyensoran, saat polisi berseragam berpatroli di kedua sisi Sungai Liangma di distrik tersebut. Para pengunjuk rasa juga menyalakan lilin dan membawa bunga untuk memberi penghormatan kepada para korban kebakaran Xinjiang.

Baca Juga: China Melaporkan Rekor Harian Keempat Berturut-turut Kasus Baru COVID-19

Arti lembaran kosong 

Melansir Reuters, gambar dan video yang beredar secara online menunjukkan mahasiswa di universitas di sejumlah kota, termasuk Nanjing dan Beijing, memegang kertas kosong sebagai aksi protes diam-diam. Ini merupakan taktik yang digunakan sebagian untuk menghindari penyensoran atau penangkapan.

"Lembaran kertas putih mewakili semua yang ingin kami katakan tetapi tidak bisa kami katakan," kata Johnny, 26 tahun, yang ikut serta dalam salah satu pertemuan di Sungai Liangma.

Dia menambahkan, "Saya datang ke sini untuk memberikan penghormatan kepada para korban kebakaran. Saya sangat berharap kita dapat mengakhiri semua pembatasan COVID ini. Kami ingin hidup normal kembali. Kami ingin memiliki martabat."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×