kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteng Heritage Realty (HRME) memperkuat diversifikasi di bisnis jasa pelayaran


Sabtu, 27 November 2021 / 07:55 WIB
Menteng Heritage Realty (HRME) memperkuat diversifikasi di bisnis jasa pelayaran

Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Menteng Heritage Realty Tbk (HRME) memperkuat diversifikasi di bisnis jasa pelayaran, terutama pengangkutan baatubara. Segmen usaha ini dinilai prospektif mendongkrak pendapatan di saat bisnis perhotelan masih lesu setelah terhempas pandemi covid-19.

Direktur Utama Menteng Heritage Realty Christofer Wibisono mengungkapkan, kendati masih belum sepenuhnya pulih, namun kinerja HRME di tahun ini tercatat lebih baik dibanding tahun lalu. Hingga periode Q3-2021, HRME berhasil menumbuhkan pendapatan 18,25% dari Rp 35,45 miliar pada Q3-2020 menjadi Rp 41,92 miliar.

HRME pun menekan rugi bersih periode berjalan dari Rp 23,88 miliar menjadi Rp 21,42 miliar pada periode sembilan bulan 2021. "Kami di sektor perhotelan masih sangat sulit untuk memprediksi kinerja. Perbaikan masih tergantung dari bagaimana tingkat infeksi Covid-19 bisa tetap rendah. Faktor ini akan berpengaruh pada kinerja usaha," ungkap Christofer dalam public expose yang digelar Jum'at (26/11).

Baca Juga: Menteng Heritage Realty (HMRE) bukukan pendapatan tumbuh 18,2% di kuartal III-2021

Adapun jika dilihat dari masing-masing lini bisnis, pendapatan HRME masih ditopang oleh The Hermitage. Hotel yang berlokasi di Menteng, Jakarta ini menyumbang 48% bagi pendapatan HRME. Hingga periode September 2021, pendapatan dari The Hermitage meningkat 43% secara tahunan, menjadi Rp 20,03 miliar.

Sedangkan Pomelotel, hotel bintang 3 di kawasan Kuningan Jakarta, menyumbang 14% bagi pendapatan HRME. Pomelotel mencatatkan penurunan pendapatan 28% menjadi Rp 5,77 miliar hingga Q3-2021. Pendapatan segmen hotel bergantung dari tingkat okupansi yang masih belum pulih seperti sebelum pandemi.

"Untuk tingkat okupansi hotel sekarang disekitar 50%. (Okupansi) tergantung juga dari level PPKM. Sejauh ini, okupansi sudah bertahap normal kembali," jelas Christofer.

Selain dari segmen perhotelan, pendapatan HRME juga ditopang oleh segmen pelayaran yang digarap anak usahanya, PT Global Samudra Nusantara (GSN). Menurut Christofer, kenaikan tren harga dan pasar batubara turut mendongkrak kinerja pendapatan GSN yang tumbuh 20% menjadi Rp 16,1 miliar.

GSN pun berkontribusi 38% bagi pendapatan HRME hingga periode September. "Secara konsisten strategi diversifikasi perusahaan membuahkan hasil. Ada peningkatan utilisasi sebagai dampak dari kenaikan harga batubara, demand untuk logistik transportasinya juga naik," sambung Christofer.

Hingga akhir 2021, HRME pun optimistis bisa mendongkrak pendapatan. HRME membidik revenue sebesar Rp 55,8 miliar atau tumbuh sekitar 17,8% dibandingkan pendapatan HRME tahun lalu yang tercatat Rp 47,36 miliar.

 

Sebagai strategi untuk terus menumbuhkan kinerja di tahun depan, HRME akan terus mengembangkan segmen bisnis pelayaran. Christofer mengatakan GSN bakal menggelar ekspansi untuk menambah armada dengan membeli 2 set tug & barge. Adapun pada saat ini GSN memiliki 3 set armada tug & barge.

Estimasi pendanaan yang dibutuhkan untuk menambah armada GSN sebesar Rp 70 miliar yang pendanaannya dimungkinkan lewat perbankan. Christofer pun optimistis rencana ekspansi GSN bisa berjalan lancar, lantaran kinerja usaha dan keuangannya ada dalam kondisi prima.

"Ke depan untuk logistik ini masih baik. Jadi dengan demikian kami merasa anak usaha ini dapat diberikan kesempatan untuk melakukan ekspansi secara terukur," pungkas Christofer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

×