kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjelang akhir tahun, bank-bank kecil akan marak berburu modal di pasar saham


Senin, 20 September 2021 / 09:15 WIB
Menjelang akhir tahun, bank-bank kecil akan marak berburu modal di pasar saham

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank kecil tinggal punya waktu sekitar tiga bulan lagi untuk memenuhi tahapan ketentuan modal inti minimum. Hingga akhir tahun, modal tier 1 harus sudah wajib mencapai Rp 2 triliun. 

Sementara saat ini masih cukup banyak bank yang belum mencapai ketentuan tersebut. Sebagian besar merupakan bank-bank yang sudah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan begitu, penghimpunan dana di pasar modal bakal semakin marak tahun ini. 

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) misalnya akan rights issue pada bulan November 2021. Berdasarkan prospektus yang dirilis, Kamis (16/9), bank ini akan menawarkan sebanyak 282.718.750 lembar saham baru atau 4,76% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah rights issue dengan target harga Rp 4.200 – Rp 4.380. Sehingga dana segar yang berpotensi diraup perseroan mencapai Rp 1,23 triliun. 

Jumlah saham yang akan ditawarkan Bank Ina ini lebih rendah dari rencana sebelumnya. Pada saat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar pada 16 Juni 2021, perseroan telah mendapat restu dari pemegang saham melakukan rights issue sebanyak-banyak 2 miliar saham dengan target dana sekitar Rp 1 triliun. 

Baca Juga: Sejumlah bank sentral dunia akan tentukan kebijakan moneter di pekan depan

Sejak pengumuman rights issue tersebut memang harga saham bank yang baru memiliki modal inti Rp 1,1 triliun per Maret 2021 ini terus melambung hingga sempat mencapai puncaknya di atas 5.750. Pada bulan Juni, saham perseroan masih bergerak di level Rp 2.000. Sementara pada penutupan Jumat (17/9), saham BINA ditutup di level Rp 4.400. Dalam tiga bulan sudah naik Rp 122,2%.

PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) juga akan melakukan rights issue di kuartal IV mendatang dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 434,78 juta saham atau 12,56% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.  Rights issue ini sudah disetujui 27 Agustus lalu.  

Dalam prospektus yang diterbitkan Bank Bisnis pada 10 September 2021, saham rights issue yang tidak terserap disebut akan dialokasi pada pembeli siaga. Namun, pembeli siaga masih belum diumumkan. Fintech Kredivo merupakan salah satu pemegang saham Bank Bisnis dengan kepemilikan 24%.

Sementara PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) akan rights issue sebanyak-banyaknya  14,23 miliar. Harganya sudah ditetapkan Rp 318 per saham sehingga dana yang dibidik mencapai Rp 4,5 triliun. Perdagangan saham rights issue ini sudah dimulai pada 14 September dan berlangsung hingga 27 September. 

Namun, PT MNC Kapital Indonesia Tbk sebagai pemegang saham utama perseroan tidak akan menyerap semua haknya dalam rights issue tersebut dan tidak akan mengalihkan HMETD.  Selain itu, tidak ada juga pembeli siaga dalam rights issue ini.

Mengutip Prospektus rights issue Bank MNC, Kamis (13/9),  MNC Kapital hanya akan mengeksekusi 628,9 juta haknya dengan nilai Rp 199,9 miliar.  Hanya saja, bank ini juga akan melakukan privat placement sehingga untuk membuka pintu masuknya investor strategis. 

PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) akan melakukan rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyak 20 miliar saham dan disetujui RUPSLB pada 25 Agustus. Bank ini masih melakukan penjajakan dengan calon investor strategis. "(Investor yang dijajaki) siapa saja yang bisa mendukung rencana go digital perseroan ke depan," kata Direktur Utama Bank Capital Wahyu Dwi Ali.

PT Bank Allo Indonesia Tbk (BBHI) akan kembali melakukan rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 11 miliar. Sebelumnya, perseroan telah melakukan right issue yang efektif pada 30 Juni 2021 dimana Mega Corpora yang tercatat menjadi pemegang saham pengendali dengan porsi 90% mengambil haknya sehingga modal inti perseroan per akhir Agustus 2021 telah mencapai Rp 1,14 triliun. 

Bank Allo akan menyelenggarakan RUPSLB pada 15 Oktober mendatang untuk meminta restu terkait rencana tersebut. Dalam keterbukaan informasi di BEI, Senin (13/9), managemen bank ini mengatakan bahwa Mega Corpora memiliki opsi untuk mengalihkan haknya dalam rights issue tersebut terhadap investor strategis yang siap mendukung perseroan bertransformasi menjadi bank digital.

Sementara PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) bakal rights issue maksimal 2,53 miliar saham dimana periode perdagangannya dijadwalkan pada 1-7 Oktober. Harga rights issue tersebut dipatok 197 per saham sehingga perseroan akan berpotensi meraup dana segar hingga Rp 500 miliar.

Baca Juga: Per Juli 2021, kredit Korporasi Bank Mandiri tumbuh 4,15%

Dalam prospektus yang dirilis, Kamis (16/9), APRO Financial Co. Ltd akan sebagai pengendali bank ini  disebut akan sekaligus bertindak sebagai pengendali siaga dalam rights issue ini. Adapun hasil dari penambahan modal tersebut akan digunakan bank yang sudah memiliki modal inti Rp 2,38 triliun per Juni 2021 untuk mendukung penyaluran kredit. 

PT Bank Aladin Syariah Tbk (BANK), PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) dan PT Bank NationalNobu Tbk (NOBU) yang masing memiliki modal inti di bawah Rp 2 triliun juga berencana melakukan righs issue dengan masing-masing menerbitkan saham sebanyak-banyaknya Rp 2 miliar,  Rp 5 miliar dan 500 juta lembar. 

Aksi penambahan modal juga tidak hanya akan dilakukan bank kecil. PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) juga akan melakukan rights issue dengan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 2,15 miliar atau 9,96% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham lewat RUPSLB pada 27 September mendatang. 

Selanjutnya: Kredit Korporasi Bank Mandiri capai Rp 338,9 triliun per Juli 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×