kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik kinerja sejumlah anak usaha BUMN yang bakal melantai ke bursa saham


Sabtu, 22 Mei 2021 / 09:25 WIB
Menilik kinerja sejumlah anak usaha BUMN yang bakal melantai ke bursa saham

Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan 14 perusahaan dan anak usaha untuk Initial Public Offering (IPO) dalam beberapa tahun ke depan. Dari 14 perusahaan tersebut, muncul sejumlah nama perusahaan besar yang dinilai punya prospek menarik.

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto mengungkapkan perusahaan dengan prospek baik dan tergolong siap antara lain PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan Pertamina International Shipping.

"Pupuk Kaltim merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di Pupuk Indonesia Group. Mitratel merupakan perusahaan tower telekomunikasi terbesar di Indonesia," terang Toto kepada Kontan.co.id, belum lama ini.

Selain dua perusahaan tersebut, Toto pun menilai Pertamina International Shipping (PIS) masuk dalam perusahaan dengan prospek cukup baik untuk IPO mengingat cakupan pasar PIS yang dinilai cukup baik.

Baca Juga: Bakal kembangkan bisnis green hydrogen, PGE butuh investasi awal hingga US$ 5 juta

Toto menambahkan, dari sektor pertambangan jika nantinya MIND ID jadi melantai di bursa maka tak menutup kemungkinan bakal memiliki prospek besar dengan valuasi pasar yang tinggi.

Merujuk laporan keuangan PT Pupuk Kaltim, pada 2019 lalu perusahaan sukses membukukan pendapatan mencapai Rp 17,04 triliun atau turun 10,13% year on year (yoy). Pada tahun 2018, Pupuk Kaltim sukses meraih pendapatan mencapai Rp 18,96 triliun.

Sementara, laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk pada 2019 mencapai Rp 1,79 triliun atau tergerus 2,49% yoy dimana pada setahun sebelumnya laba mencapai Rp 1,84 triliun. Pupuk Kaltim per 2019 tercatat memiliki total aset mencapai Rp 29,09 triliun yang terdiri dari aset lancar Rp 7,51 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 21,57 triliun.

Sementara itu, total liabilitas Pupuk Kaltim mencapai Rp 6,88 triliun yang terdiri dari liabilitas jangka pendek sebanyak Rp 2,24 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 4,64 triliun. Adapun, Ekuitas Pupuk Kaltim mencapai Rp 22,21 triliun atau lebih tinggi dari tahun 2018 sebesar Rp 18,81 triliun.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Pahala Mansury mengungkapkan untuk tahun ini memang ada beberapa anak usaha yang direncanakan bisa IPO ataupun juga dengan skema lainnya seperti kemitraan.

"Kita ada inisiatif 4 rencana tahun ini, kita juga akan melihat kemitraan khususnya kemitraan dengan Indonesia Investment Authority (INA) atau SWF atau dana yang dimiliki pemerintah di Taspen dan BPJS Tenaga Kerja," kata Pahala dalam wawancara bersama Kontan, akhir April lalu.

Salah satu perusahaan yang tengah mengkaji opsi pendanaan yakni Pupuk Kaltim. Sebagai informasi, anggota dari Pupuk Indonesia grup ini memang membutuhkan dana jumbo, hingga US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 35,9 triliun untuk melakukan ekspansi bisnis lewat beberapa proyek strategis dalam lima tahun ke depan. 

Disisi lain, Pertamina memastikan ada tiga upaya yang dilakukan melalui subholding shipping, PT Pertamina International Shipping (PIS) menjadi integrated marine & logistic company.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan ke depannya PIS bukan hanya sebagai shipping company tapi juga dapat merambah ke bisnis marine logistic. "Jika Jawa dan Sumatera pengembangan gas pakai pipa, di Indonesia Timur tidak mungkin pakai pipa dan tidak mungkin pipa bawah laut karena mahal," terang Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (20/5).

Nicke mengungkapkan, pengembangan gas akan dilakukan melalui virtual pipeline. Nantinya pemanfaatan gas untuk Indonesia Timur bakan dilakukan dengan mengkonversi gas ke LNG untuk kemudian dibawa menggunakan satu kapal LNG berukuran besar dan selanjutnya dibawa menggunakan kapal LNG berukuran kecil.

Nantinya pun pihaknya bakal membangun sejumlah unit regasifikasi di beberapa titik demi mewujudkan virtual pipeline gas. "Perlu satu kapal LNG besar dan kapal LNG kecil tiga unit serta unit regasifikasi," sambung Nicke.

Nicke menambahkan, rencana mendorong pemanfaatan gas ini juga sejalan dengan target konversi 3.000 MW pembangkit PLN yang masih menggunakan fuel. Langkah lainnya yakni dengan masuk ke pasar luar negeri. Nantinya, fokus bisnis angkutan akan dilakukan melalui PIS, sementara fokus bisnis marine melalui PT Pertamina Trans Kontinental (PTK).

PTK akan berfokus pada pengembangan bisnis port manajemen untuk 104 pelabuhan, sementara PIS berfokus pada pengembangan bisnis 95 kapal saat ini serta peremajaan kapal dan investasi pada kapal yang berteknologi ramah lingkungan.

Selanjutnya: IPO bisa perkuat PIS di industri energi dan marine logistics

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×