kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menilik calon mitra Pertamina di Blok Rokan


Rabu, 04 Agustus 2021 / 06:35 WIB
Menilik calon mitra Pertamina di Blok Rokan

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno berharap, PT Pertamina (Persero) bisa melakukan pembahasan dini perihal rencana divestasi participating interest (PI) dalam pengelolaan wilayah kerja alias Blok Rokan dengan DPR RI. Hal itu dimaksudkan agar DPR RI bisa mendapatkan gambaran yang komprehensif dan menyeluruh tentang rencana divestasi PI apabila opsi ini jadi dilakukan oleh Pertamina.

Eddy sendiri mengaku sempat mendengar kabar bahwa terdapat beberapa pihak telah menyatakan minatnya untuk turut mengambil porsi PI dan mengelola Blok Rokan di Riau. Beberapa nama yang ia dengar misalnya seperti Medco dan Barito Pacific. 

Hanya saja, ia mengaku belum bisa memastikan kebenaran kabar tersebut lantaran belum melakukan pembicaraan resmi dengan pihak Pertamina. “Saya juga baru mendengar saja, silakan dikonfirmasi kepada mereka,” kata Eddy kepada  Kontan.co.id (2/8).

Baca Juga: Pertamina masih berniat akuisisi blok migas di luar negeri untuk memacu lifting migas

Seperti diketahui, kontrak PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI), pengelola Blok Rokan saat ini, akan habis pada 8 Agustus 2021 mendatang. Setelah kontrak berakhir, pengelolaan Blok Rokan bakal dilanjutkan oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) selaku kontraktor berikutnya.

Menurut data Kementerian Keuangan, aset Blok Rokan mencapai Rp 98 triliun. Secara terperinci, aset tersebut dari tanah senilai Rp 71,74 miliar,  harta benda inventaris senilai Rp 15,94 miliar, harta benda modal senilai Rp 96,08 triliun, dan material persediaan senilai Rp 1,6 triliun.

Sejauh ini, belum ketahuan siapa maupun berapa banyak mitra yang ingin digandeng oleh Pertamina. PI yang mau dilepas maupun dana yang perlu disiapkan oleh calon mitra untuk memperoleh sebagian PI dalam pengelolaan Blok Rokan juga belum diungkapkan lantaran masih bersifat confidential.

Ketika dihubungi, Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi (PHE), Whisnu Bahriansyah hanya menyampaikan bahwa pencarian mitra PHR dalam pengelolaan Blok Rokan masih dalam proses. “Nanti kami umumkan kalau sudah final,” ujarnya singkat saat dihubungi Kontan.co.id (2/8).

Kontan.co.id juga sudah coba menghubungi pihak PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Barito Pacific Tbk untuk meminta konfirmasi soal kebenaran kabar rencana bergabungnya kedua perusahaan ke dalam pengelolaan Blok Rokan. Sayangnya, Kontan.co.id belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak Medco.

Sementara itu, Direktur Utama BRPT, Agus Salim Pangestu mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah membahas rencana untuk bergabung dengan Pertamina dalam pengelolaan Blok Rokan. “(Kami) tidak pernah bahas,” ujar Agus singkat saat dihubungi Kontan.co.id (2/8).

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Susana Kurniasih mengatakan, proses perundingan kemitraan di Blok Rokan merupakan ranah business-to-business (b2b) antara Pertamina dengan calon mitra. “Kalau proses di sana sudah selesai, mereka akan minta izin ke SKK Migas. Jadi kami masih monitor,” kata Susana kepada Kontan.co.id (2/8).

Nantinya, evaluasi dalam pemberian izin oleh SKK Migas akan dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 48 Tahun 2017 tentang Pengawasan Pengusahaan di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral. Aspek yang dievaluasi dalam pemberian izin meliputi kemampuan keuangan, kemampuan teknis dan legalitas pendirian perusahaan.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan, pengelolaan wilayah kerja migas besar memerlukan nilai investasi yang besar. Oleh karenanya, pengelolaan wilayah kerja migas secara bersama-sama merupakan hal yang wajar. Terlebih, opsi ini juga bisa mengurangi risiko bagi pengelola wilayah kerja. “Sudah lazim dalam satu WK (wilayah kerja) yang besar dikerjakan bersama,” ujar Komaidi kepada Kontan.co.id (2/8).

Sedikit informasi, Blok Rokan memiliki sejarah panjang dalam industri hulu migas nasional. Berdasarkan informasi yang dibagikan oleh SKK Migas melalui keterangan tertulis, wilayah kerja yang sudah 70 tahun berproduksi pernah memiliki kontribusi rata-rata 46% terhadap produksi minyak nasional. Hanya saja, saat ini produksinya menurun menjadi 24% dari produksi minyak nasional.

“Namun melihat potensi di Blok Rokan yang masih menjanjikan, maka blok ini akan terus dikembangkan dan menjadi salah satu tulang punggung untuk mencapai produksi 1 juta barel di tahun 2030”, kata Plt Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas,  Rudi Satwiko dalam keterangan tertulis.

Selanjutnya: Produksi migas Pertamina capai 850 MBOEPD di semester 1-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×