kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengapa Vladimir Putin Menyerang Ukraina? Ini Alasannya


Jumat, 25 Februari 2022 / 11:00 WIB
Mengapa Vladimir Putin Menyerang Ukraina? Ini Alasannya

Sumber: Time,The New York Times,Time | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina pada hari Kamis (24/2/2022), tepat ketika para diplomat di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memintanya untuk mencegah perang. 

Perintah perang terjadi selang beberapa jam setelah presiden Ukraina membuat tawaran yang berapi-api untuk perdamaian, meminta rakyat Rusia untuk mengingat hubungan mereka dengan negaranya.

Invasi Rusia akan menjungkirbalikkan kehidupan 44 juta orang Ukraina. Tetapi relevansi Ukraina, di tepi Eropa dan ribuan mil dari Amerika Serikat, meluas jauh melampaui perbatasannya. 

Nasib Ukraina memiliki implikasi besar bagi seluruh keamanan seluruh benua serta kesehatan ekonomi global.

Mengutip The New York Times, perang akan meningkatkan kekhawatiran atas keamanan negara-negara bekas Soviet lainnya di Eropa Timur. Ini akan meningkatkan kekhawatiran tentang kekuatan tatanan internasional pasca 1989 dan kemampuan Amerika untuk mempengaruhinya. Perang juga bisa menaikkan harga bahan bakar di seluruh dunia.

Baca Juga: Ketegangan Rusia dan Ukrania Bisa Bikin Ekonomi Global Makin Merana

Inilah bagaimana Ukraina berakhir di pusat krisis global.

Rusia, AS, dan Eropa sangat peduli dengan Ukraina, Mengapa?

The New York Times memberitakan, baik Rusia dan Barat melihat Ukraina sebagai penyangga potensial satu sama lain.

Rusia menganggap Ukraina dalam lingkup pengaruh alaminya. Sebagian besar selama berabad-abad, Ukraina adalah bagian dari Kekaisaran Rusia. Banyak orang Ukraina adalah penutur asli bahasa Rusia dan negara itu adalah bagian dari Uni Soviet sampai memenangkan kemerdekaan pada tahun 1991.

Rusia terkesima ketika pemberontakan pada tahun 2014 menggantikan presiden Ukraina yang bersahabat dengan Rusia dengan pemerintah yang benar-benar menghadap ke Barat.

Baca Juga: Indonesia: Serangan Militer di Ukraina Tidak Dapat Diterima

Sebagian besar bekas republik dan sekutu Soviet di Eropa telah bergabung dengan Uni Eropa atau NATO. Kemunduran Ukraina dari pengaruh Rusia terasa seperti lonceng kematian terakhir bagi kekuatan Rusia di Eropa Timur.



TERBARU

×