kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menelaah Jejaring Bisnis Minyak Goreng Grup Salim dan Sinar Mas


Jumat, 25 Februari 2022 / 07:45 WIB
Menelaah Jejaring Bisnis Minyak Goreng Grup Salim dan Sinar Mas

Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nama entitas konglomerasi besar, Grup Salim dan Sinar Mas tengah mendapat sorotan. Hal ini terjadi usai keduanya dituding melakukan penyalahgunaan terhadap stok minyak goreng oleh Satgas Pangan Polri. Baik Grup Salim maupun Sinar Mas sama-sama menepis tudingan tersebut.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) menyebut bahwa pabrik minyak goreng SIMP di Deli Serdang, Sumatera Utara diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng mi instan Grup Salim atau PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang notabene memproduksi mi instan merek Indomie.

“Jumlah maksimal produksi minyak goreng di pabrik Lubuk Pakam Deli Serdang adalah sekitar 8.500 ton per bulan atau 283 ton per hari,” tulis Yati Salim, Corporate Secretary SIMP dalam keterbukaan informasi, Rabu (23/2).

Sementara itu, Manajemen PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMAR) menilai, pemberitaan di media massa terkait dugaan penjualan 61.000 liter minyak goreng jatah masyarakat kepada sejumlah pelaku industri di Makassar, Sulawesi Selatan tidak benar.

Baca Juga: Kapolda Sumut: Hasil Audit, Salim Ivomas (SIMP) Tak Lakukan Penimbunan Minyak Goreng

Pengiriman olein atau minyak goreng curah ke bulking SMAR di Makassar pada Februari 2022 sejak awal ditujukan untuk industri dan domestic market obligation (DMO). “Tidak ada penyalahgunaan alokasi seperti yang dituliskan di media massa,” tulis Manajemen SMAR di keterbukaan informasi BEI, Rabu (23/2).

Lantas, seperti apa gambaran gurita bisnis minyak goreng yang dijalani Grup Salim dan Grup Sinar Mas?

Grup Salim menjadi salah satu penguasa industri minyak goreng di Indonesia. Bisnis minyak goreng Grup Salim dilakukan secara terintegrasi mulai dari penanaman kelapa sawit, pengolahan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), pengolahan produk turunan CPO, hingga akhirnya menjadi minyak goreng.

Terdapat Indofood Agri Resources Ltd yang mengelola bisnis perkebunan terintegrasi milik Grup Salim. Perusahaan yang berkantor pusat di Singapura ini memiliki anak usaha di Indonesia, yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang mengelola perkebunan sawit hingga memproduksi minyak goreng. SIMP juga merupakan pemilik saham pengendali PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP).

Merujuk situs resmi Indofood Agri Resources, perusahaan ini memiliki area perkebunan sawit tertanam di Sumatera dan Kalimantan seluas 253.061 hektare (Ha) per 31 Desember 2020. Perusahaan ini memiliki 27 pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasitas total 7 juta ton per tahun serta 5 pabrik refinasi CPO dengan total kapasitas 1,7 juta ton per tahun. Adapun merek minyak goreng yang dimiliki Grup Salim antara lain Bimoli, Delima, dan Happy.

Berdasarkan laporan keuangan SIMP, perusahaan ini membukukan pendapatan sebesar Rp 14,12 triliun per kuartal III-2021 atau tumbuh 36,95% (yoy) dibandingkan realisasi pendapatan per kuartal III-2020 sebesar Rp 10,31 triliun.



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×