Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pemanfaatan gas bumi sebagai bagian dari penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan, untuk mencapai program tersebut, dibutuhkan pengembangan infrastruktur gas dalam mempercepat pemanfaatan gas bumi di dalam negeri. Salah satunya melalui Liquefied Natural Gas (LNG) Terminal.
"Porsi pemanfaatan gas bumi tahun 2020 tercatat sekitar 19,5%, di targetkan meningkat menjadi 22% pada tahun 2025", ungkap Agung Pribadi dalam keterangan tertulis, Kamis (25/2).
Baca Juga: Dorong penggunaan pembangkit gas, PLN bakal kembangkan infrastruktur LNG di Bali
Sebagai bagian dari upaya mewujudkan target tersebut, PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) dan Perusahaan Daerah Provinsi Bali yaitu PT Dewata Energy Bersih (DEB) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman studi kelayakan kajian untuk pengembangan LNG Terminal Bali.
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini menyampaikan, langkah ini merupakan bagian dari upaya transformasi PLN, serta sejalan dengan arah kebijakan energi dan ketenagalistrikan Pemerintah Provinsi Bali yang terus mendorong penggunaan energi bersih dan ramah lingkungan.
Penandatangan Nota Kesepahaman dilakukan secara virtual oleh Direktur Utama PLN GG, Moh Riza Affiandi dan Direktur PT DEB, Cokorda Alit Indra Wardhana, Selasa (23/2) lalu. "Pengembangan infrastruktur energi harus ramah lingkungan dan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal. Kami komitmen untuk terus meningkatkan penggunaan energi bersih," tutur Zulkifli.
Di tempat terpisah Gubernur Bali, I Wayan Koster juga menyampaikan tentang arah kebijakan energi dan ketenagalistrikan pemerintah Provinsi Bali yang terus mendorong energi ramah lingkungan. "Meskipun Bali tidak mempunyai SDA dan mineral untuk pembangkitan listrik, namun keinginan kuat Bali sejalan dengan regulasi energi dan kelistrikan nasional yaitu menjaga alam bersih mulai dari sumber hulu hingga ke hilir," tutur Koster.
Studi kelayakan kajian atas pengembangan bisnis LNG yang dilakukan ini diharapkan menjadi awal rencana Kerjasama Pengembangan Infrastruktur Terminal Penerima dan Regasifikasi LNG di Provinsi Bali antara PLN GG dan PT DEB.
Pengembangan infrastruktur LNG Terminal Bali sendiri ditargetkan dapat beroperasi memasok gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas (PLTDG) Pesanggaran pada awal tahun 2023.
Untuk pemenuhan bahan bakar Pembangkit Listrik Gas di Pesanggaran akan memanfaatkan LNG, dimana saat ini PLN telah memiliki kontrak jangka panjang dengan produsen LNG BP Tangguh. Tantangan utama yang dihadapi dalam penyediaan pasokan gas alam adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur gas, khususnya infrastruktur yang terkait dengan terminal LNG termasuk transportasi LNG serta sarana pendukung lainnya.
PLN dalam pelayanan kelistrikan di Bali mengedepankan penggunaan energi bersih salah satunya adalah Pembangkit Listrik berbahan bakar gas. Selain mengoptimalkan PLTDG Pesanggaran kapasitas 200 megawatt (MW), PLN juga akan melakukan relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Gas dan Uap ke lokasi Pesanggaran dengan kapasitas 300 MW. Langkah ini dilakukan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan listrik dan penguatan sistem kelistrikan Bali untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi Bersih.
Selain itu, untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan Bali, PLN juga akan mewujudkan integrasi sistem tenaga listrik Jawa Bali melalui jaringan transmisi sebagai sistem interkoneksi kelistrikan terbesar di Indonesia.
Selanjutnya: PGN garap infrastruktur dan layanan distribusi gas bumi di Kawasan Industri Kendal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News