kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mau IPO, Widodo Makmur Unggas (WMU) kejar penjualan Rp 4,3 triliun di tahun 2021


Kamis, 07 Januari 2021 / 05:30 WIB
Mau IPO, Widodo Makmur Unggas (WMU) kejar penjualan Rp 4,3 triliun di tahun 2021

Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) optimis kinerjanya akan meroket di tahun 2021. Sampai tutup tahun nanti, WMU mengincar penjualan sebesar Rp 4,3 triliun.

Catatan saja, realisasi penjualan WMU pada tahun 2020 lalu diproyeksikan sekitar Rp 1,1 triliun. Dengan kata lain, berdasarkan hitungan Kontan.co.id, WMU membidik pertumbuhan penjualan hingga sekitar 290,90% secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Direktur Utama Widodo Makmur Unggas, Ali Mas’adi menjelaskan, upaya perusahaan untuk mengejar target penjualan bakal ditopang oleh ekspansi setelah WMU melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) nanti.

Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) gandeng Pertamina untuk bangun pabrik bahan baku obat parasetamol

“Dengan penambahan dari hasil penambahan pengembangan fasilitas produksi serta yang ada, itu kami target di tahun 2021 itu di sekitar Rp 4,3 triliun. Jadi efeknya cukup luar biasa peningkatannya dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 4,3 triliun,” kata Ali dalam acara Due Dilligence Meeting dan Public Expose Penawaran Umum Perdana Saham PT Widodo Makmur Unggas di Jakarta yang disiarkan secara virtual, Rabu (6/1).

Seperti diketahui, dalam IPO nanti, WMU akan melepas sebanyak-banyaknya 5.923.076.900 saham atau setara dengan sebanyak-banyaknya 35% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO ke publik. 

Harga saham yang ditawarkan dalam hajatan IPO tersebut berkisar antara Rp 142 sampai Rp200. Dengan demikian, hitungan Kontan.co.id, potensi dana segar yang terkumpul bisa mencapai Rp 841,07 miliar - Rp 1,18 triliun.

Penawaran umum perdana bakal berlangsung pada 7 Januari – 13 Januari 2021, sementara pencatatan saham di BEI direncanakan pada 29 Januari 2021. WMU menunjuk CIMB Niaga Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Samuel Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriters (JLU).

Baca Juga: Di tengah pandemi, volume penjualan dan produksi Lotte Chemical (FPNI) kompak naik

Rencananya, sebanyak 74,3% dana hasil bersih IPO yang didapat akan dipergunakan untuk ekspansi dengan menambah serta memperluas sarana produksi.Caranya antara lain dengan membangun beberapa fasilitas seperti fasilitas Breeding PS Farm Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, fasilitas Layer Commercial Farm di Klaten, fasilitas Hatchery di Sukabumi, fasilitas Broiler Commercial Farm di Wonogiri, fasilitas Slaughterhouse di Cianjur, dan fasilitas Feedmill di Ngawi.

Penambahan kapasitas yang dikejar memang cukup besar. Dari penambahan kapasitas rumah potong atau slaughterhouse saja misalnya, WMU mengincar kenaikan hingga total kapasitas pemotongan WMU mencapai 21.000 ekor per jam pada tahun ini. Sebagai perbandingan, kapasitas pemotongan slaughterhouse WMU saat ini telah  mencapai 13.500 ekor per jam.

Sementara itu, sebanyak 25,7% sisa dana IPO bakal digunakan untuk modal kerja WMU, terutama untuk pembelian bahan baku pada feedmill dan pembelian ayam broiler komersial untuk slaughterhouse.

Baca Juga: Pangsa pasar Aneka Gas Industri (AGII) bakal naik usai akuisisi aset pabrik Samator

Untuk menunjang kinerja penjualan, WMU akan memperkuat jaringan distribusi perusahaan di berbagai  daerah di Indonesia. Gambaran saja, selama ini penjualan WMU menyasar beberapa segmen pasar, yaitu segmen rumah tangga, processing industry, serta hotel restoran dan kafe (horeka). Penjualan ke segmen rumah tangga dilakukan melalui general trade, modern trade, dan e-commerce.

 Pada tahun ini, fokus bisnis WMU masih mengarah pada segmen karkas. Sebagai informasi, berdasarkan penjelasan Finance and HCD Director Widodo Makmur Unggas, Wahyu Andi Susilo, segmen karkas berkontribusi hingga 60%-70% pada posisi Oktober 2020 lalu. Sisanya berasal dari penjualan ayam berusia satu hari atau day old chicken (DOC), telur, ayam hidup, dan pakan ternak.

Selanjutnya: Butuh listrik 75 MW, proyek smelter Feronikel Antam (ANTM) molor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×