Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari
Walau jumlah penawaran yang masuk cukup tinggi, ternyata pemerintah memilih untuk tidak menyerap penawaran yang terdapat pada sukuk seri PBS028 yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046. Padahal, seri ini menerima penawaran masuk sebesar Rp 8,4 triliun.
Ramdhan bilang, pemerintah tidak memenangkan seri PBS028 karena yield yang diminta pelaku pasar lebih tinggi dari yield di pasar sekunder maupun yang pemerintah tentukan.
"Pemerintah berani tidak memenangkan satu seri itu juga menandakan pemerintah masih memiliki daya tawar yang baik dan merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mengelola utang," kata Ramdhan.
Pemerintah menyerap lebih banyak di lelang kali ini, yaitu Rp 13,15 triliun. Sementara, pemerintah menyerap Rp 12,5 triliun di lelang SBSN dua pekan lalu.
Baca Juga: Sentimen eksternal bakal pengaruhi pergerakan rupiah pada Rabu (28/7)
Ramhdan memproyeksikan, minat pada lelang sukuk selanjutnya berpotensi tetap ramai, meski tidak diproyeksikan untuk terus naik dari minggu ke minggu. Menurut dia, sudah baik bila penawaran yang masuk bisa bertahan di sekitar Rp 50 triliun.
"Sejauh ini meski ada tantangan jika The Fed melakukan tapering tetapi dengan tawaran yield obligasi pemerintah yang tinggi, pasar obligasi kita masih tetap jadi incaran investor asing," kata Ramdhan.
Apalagi hingga akhir tahun ini, Ramdhan memproyeksikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) masih akan tetap rendah sehingga pasar obligasi semakin menarik.
Selanjutnya: Begini strategi jangka panjang Adaro Energy (ADRO) hadapi volatilitas sektor batubara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News