kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lawan diskriminasi sawit, Jokowi ajak Malaysia


Sabtu, 06 Februari 2021 / 10:10 WIB
Lawan diskriminasi sawit, Jokowi ajak Malaysia

Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin untuk bersama-sama berjuang melawan diskriminasi sawit.

Hal ini disampaikannya dalam upacara penyambutan Perdana Menteri Malaysia di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (5/2).

"Indonesia akan terus berjuang untuk melawan diskriminasi terhadap sawit dan perjuangan tersebut akan lebih optimal jika dilakukan bersama," ujar Jokowi.

Jokowi pun berharap, Malaysia memiliki komitmen yang sama dalam mengatasi isu-isu yang berkaitan dengan sawit.

Baca Juga: Ekspor minyak sawit diramal naik dua digit pada tahun 2021, ini pendorongnya

Seperti diketahui, komoditas sawit mengalami berbagai hambatan di pasar internasional. Salah satunya terkait kebijakan Renewable Energy Directive II (RED II) yang dianggap mendiskriminasi kelapa sawit.

Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin pun memastikan bahwa Malaysia akan terus bekerjasama dengan Indonesia dalam isu diskriminasi minyak sawit.

"Ini memastikan kita dapat melindungi industri sawit, terutamanya menyelamatkan berjuta-juta pekebun-pekebun kecil yang bergantung hidup sepenuhnya kepada industri sawit di Malaysia dan Indonesia," ujarnya.

Muhyiddin menilai, adanya kampanye anti minyak sawit pun tidak berasas dan tidak menggambarkan kelestarian industri sawit dunia. Dia pun menilai kampanye anti minyak sawit ini berlawanan dengan komitmen kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai perdagangan bebas.

Selanjutnya: Indonesia dan Malaysia menggagas pertemuan ASEAN tentang Myanmar pasca kudeta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×