kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45890,95   -2,48   -0.28%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laut China Selatan memanas, RI bisa jadi penengah antara AS-China


Senin, 01 Februari 2021 / 11:09 WIB
Laut China Selatan memanas, RI bisa jadi penengah antara AS-China
ILUSTRASI. Indonesia bisa berperan menjadi penengah antara Amerika Serikat dan China dalam konflik di Laut China Selatan. McLearnon/Handout via REUTERS.

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Menurut Stanley, untuk mencegah meluasnya pengaruh China di Asia Tenggara, Amerika akan meningkat investasinya di kawasan tersebut. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkali-kali mengingatkan kepada semua negara, termasuk Amerika Serikat dan China, untuk menahan diri buat menjaga perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan. 

Konflik di Laut China Selatan dipicu oleh klaim atas pulau dan perairan oleh China, Brunei Darussalam, Taiwan, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Wilayah menjadi sengketa ini termasuk Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel. 

Keenam negara pengklaim itu berkepentingan untuk menguasai hak untuk stok perikanan, eksplorasi dan ekploitasi terhadap cadangan minyak dan gas, serta mengontrol jalur pelayaran di Laut China Selatan. 

Baca Juga: China: Kami memperingatkan, Kemerdekaan Taiwan berarti perang!

Nilai komoditas perdagangan melewati Laut China Selatan saban tahun sebesar US$ 3,37 triliun atau sepertiga dari total perdagangan maritim dunia. Sekitar 80% dari impor energi China dan 39,5% dari total perdagangan mereka melewati Laut China Selatan. 

Sejak 2013, China mulai melakukan pembangunan di Kepulauan Spratly dan Paracel. Tindakan tersebut mengundang kecaman internasional. Mulai 2015, Amerika Serikat dan negara-negara lain, termasuk Perancis dan Inggris, melakukan apa yang disebut kebebasan operasi navigasi di Laut China Selatan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Disebut Bisa Jadi Penengah Ketegangan AS-China di Laut China Selatan"

Editor : Shintaloka Pradita Sicca

Selanjutnya: China: Maraknya kapal induk AS di Laut China Selatan tak baik bagi perdamaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×